Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Permasalahan olahraga di berbagai bidang olahraga sebenarnya mudah saja. Apabila semua hukum dan perundangan dijalankan dengan baik pasti semuanya akan berjalan dengan baik pula, tak akan ada permasalahan yang berarti apa pun di dunia olahraga.
Demikian ungkap Ketua Umum PSSI Djohar Arifin yang cukup pusing akhir-akhir ini merasa diganggu terus dari banyak pihak sejak dia terpilih menjadi Ketua Umum PSSI di Solo 9 Juli 2011 lalu.
"Sebenarnya PSSI tidak ada salah apa pun, semua sudah berjalan dengan benar, semua mengikuti statuta FIFA, itulah sebabnya kami sangat dihargai dan didukung dan tetap diakui FIFA sebagai satu-satunya federasi sepakbola di Indonesia yang sah. Semua itu karena kita mengikuti semua aturan yang ada. Demikian pula apabila peraturan perundangan di Indonesia dilaksanakan dengan baik, saya yakin tak akan masalah apa pun saat ini dan pemerintah juga harus tegas melaksanakan hal itu. KAlau sudah demikian permasalahan PSSI sebetulnya tidak perlu ada bahkan juga dunia olahraga di Indonesia semua akan berlangsung dengan baik kalau hukum dan perundangan itu dilaksakan dengan baik tegas dan adil tanpa pandang bulu oleh pemerintah Indonesia," paparnya kepada Tribunnews.com.
Perundangan itu terutama mengacu kepada UU Sistem Keolahragaan Nasional No.3 tahun 2005 terutama pasal 51 ayat 2 dan sanksi hukumannya pasal 89 mengenai hukuman penjara dan atau denda bagi yang salah.
Jalan yang sudah benar dilakukan PSSI selama ini sudah diketahui banyak pihak persepakbolaan internasional yang praktis semua ikut mendukung PSSI.
Misalnya saja Exco FIFA, Fernando Manillas yang jelas-jelas mengungkapkan, "Kalau hanya karena ada orang kaya yang ingin membuat kompetisi sendiri seenaknya di luar organisasi yang resmi, ini repot sekali bila terjadi di sebuah negara karena akan ditiru berbagai negara lain dan pada akhirnya tentu FIFA akan pusing sendiri pula."
Satu bukti sebenarnya pihak FiFA sendiri sudah mengetahui kelemahan di dalam Indonesia mengenai peraturan keolahragaan yang ada kurang tegas diterapkan oleh pemerintah sehingga berakibat menghantam kepada pihak PSSI.
Pihak lain dari Jepang pun sama pula, "Kami sangat mendukung PSSI dan kerjasama yang lebih baik lagi akan kami lakukan dengan pihak PSSI di masa mendatang," ungkap Kunia Daini, President Japan Football Association (JFA), Jumat (14/12/2012) pagi, khusus kepada tim PSSI.
Daini juga tertawa karena mengetahui adanya semacam "mafia" yang mengganggu kelancaran PSSI, "Repot ya kalau sudah demikian," tambahnya sambil senyum dan segera kembali menyatakan dukungannya kepada PSSI.
Pihak PSSI tentu menyatakan rasa terima kasihnya terdalam kepada pihak JFA atas dukungan tersebut serta berharap kerjasama yang lebih erat lagi akan dilakukan dalam waktu mendatang tak lama ini.
"Kami akan membuat proposal kerjasama itu sesuai yang diminta Presiden JFA tersebut dan mudah-mudahan kerjasama ini dapat segera terlaksana dengan baik sehingga semakin mengakrabkan hubungan kedua negara melalui sepakbola," papar Djohar.
Kerjasama tersebut beraneka ragam misalnya pengiriman pemain Jepang ke Indonesia atau sebaliknya dan pengiriman Instruktur Jepang agar dapat melatih para pemain Indonesia lebih baik lagi kualitasnya dan segala macam kerjasama antara kedua belah organisasi tersebut.
Setelah berdiskusi sekitar 30 menit, tim PSSI diantar berkeliling gedung JFA melihat berbagai hal termasuk Museum Sepakbola Jepang yang memuat berbagai dokumentasi bersejarah persepakbolaan Jepang mulai trofi, film, bola, perangkat sepakbola, dinding tandatangan bersejarah para tokoh sepakbola dunia dan sebagainya.
Djohar sempat diminta untuk menuliskan dan membubuhkan tandatangannya pada dinding tandatangan tokoh sepakbola dunia di sana, termasuk juga ada tandatangan dari pihak keluarga kekaisaran Jepang dekat tandatangan Djohar dan tulisan Indonesia yang ditulis Djohar ikut mengukir dinding tersebut, pertama kali orang Indonesia membubuhkan jati dirinya di sana.