TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik berkepanjangan antara PSSI dan KPSI kini memasuki babak akhir.
Itu setelah FIFA memberikan tenggat terakhir sampai 20 Maret 2013 agar permasalahan sepak bola di Indonesia itu selesai.
Sebenarnya, bagaimana kronologi konflik yang merobek dunia sepak bola Indonesia itu? Berikut kronologinya.
Kronologi kasus PSSI vs KPSI
4 April 2011
FIFA melengserkan Nurdin Halid dari posisinya sebagai Ketua Umum PSSI.
20 Mei 2011
Kongres PSSI untuk memilih eksekutif baru (termasuk ketua umum) berakhir deadlock.
9 Juli 2011
Kongres Luar Biasa di Surakarta (Solo) memilih Djohar Arifin Husin sebagai ketua PSSI yang baru.
18 Desember 2011
Pertemuan KPSI membahas mosi tidak percaya pada Djohar dan wakil ketua umum Farid Rahman. KPSI meminta diselenggarakan KLB dengan alasan kepemimpinan yang buruk.
27 Desember 2011
PSSI memecat empat anggota komite eksekutif (La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Tony Apriliani, dan Erwin Budiawan). Keempatnya adalah penggagas KPSI.
18 Maret 2012
KPSI menunjuk La Nyalla sebagai Ketua Umum dan Rahim Soekasah sebagai wakil ketua umum. Masa bakti keduanya sampai 2016.
18 Maret 2012
Kongres PSSI mengakui keberadaan Liga Super Indonesia (yang dikelola PT Liga Indonesia) dengan syarat berada dalam kontrol PSSI.
7 Juni 2012
PSSI dan KPSI menandatangani nota kesepahaman di markas AFC di Kuala Lumpur. Poin MoU itu di antaranya membentuk joint commitee yang akan mengevaluasi dualisme kompetisi (ISL dan IPL) serta membentuk satu timnas.
10 Desember 2012
PSSI menggelar KLB di Palangkaraya dengan hasil membatalkan MoU.
KPSI menggelar kongres di Jakarta