TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Joint Commitee dari Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), Hinca Panjaitan, meminta Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Djohar Arifin, berjiwa ksatria untuk mengundurkan diri dari posisinya. Hinca menilai Djohar menjadi penyebab utama dan bertanggung jawab atas hancurnya prestasi Timnas dan konflik organisasi sepakbola Indonesia.
"Sejak dipegang Djohar, maka Timnas kita kalah 10-0, kalah ini dan setrusnya. Itu fakta dan tidak bisa diabaikan. Kalau orang yang fairplay dan berjiwa ksatria dalam sepakbola, kegagalan-kegagalan seperti itu tidak perlu sampai diteriakin. Seharusnya secara sukerala mundur saja," ujar Hinca di Jakarta, Sabtu (22/12/2012), di depan wartawan.
Menurut Hinca, Djohar sejak terpilih sebagai Ketua Umum PSSI di Solo pada Juli 2011, sudah memulai konflik di tubuh organisasi yang dipimpinnya. Saat itu, dia memasukkan enam klub tambahan di kasta tertinggi kompetisi sepakbola tertinggi di tanah air, Liga Indonesia.
Karena itu, wajar bila mulai saat itu para petinggi di PSSI terbelah dan sebanyak 542 anggota PSSI melakukan mosi tidak percaya terhadap Djohar Arifin dan kawan-kawan sehingga lebih memilih membentuk PSSI tandingan, yakni KPSI.
"PSSI itu adalah organisasi para klub. Jadi PSSI itu abadi, pengurusnya datang dan pergi. Kalau ada pengurus yang lost credibelity, dapat mosi tidak percaya dari klub, yah sudah mundur saja. Lah wong, liganya dia saja berantakan, pengelolaan juga berantakan, dan semua orang tahu itu. Kalau misalnya ini ditarik, ini kecil, saya kira dia punya kesalahan yang besar," paparnya.
"Kesempatan yang diberikan kepada kita, seharusnya dibaca dengan sangat jernih oleh Djohar dan kawan-kawan untuk melihat kesempatan menyelamatkan sepakbola Indonesia," tambah Hinca yang juga pengurus Partai Demokrat itu.
SUPERBALL POPULER