TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-- Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) akan memberi sanksi kepada klub-klub peserta kompetisi Indonesia Super League (ISL). Sikap tegas diberikan bila para pemain di ISL ngotot membela timnas.
Organisasi sepakbola pimpinan La Nyalla Mahmud Matalitti itu menegaskan, selama berada dalam masa konflik sepakbola, seharusnya timnas dibentuk melalui suatu lembaga seperti Joint Committee ataupun Task Force.
Salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) KPSI, Djamal Aziz mengatakan, timnas seharusnya dibentuk melalui Task Force ataupun melalui harmonisasi Joint Committee.
"Apabila melalui lembaga tersebut maka kami akan mengizinkan para pemain ISL membela timnas," tutur anggota Komisi X DPR RI itu saat dihubungi, Senin (24/12/2012).
Apabila pembentukan timnas tidak melalui lembaga seperti Task Force ataupun Joint Committee, menurutnya, KPSI tidak akan mengizinkan klub-klub ISL untuk memberikan pemain membela timnas.
"Kalau ada yang ngotot ke timnas ya kami kasih sanksi. Kami baru akan izinkan pemain ISL bergabung ke timnas hanya untuk tampil di SEA Games, karena yang meminta adalah Task Force yaitu, KONI. Pelatih yang dipilih pun Rahmad Darmawan,"ujarnya.
Beberapa waktu lalu salah satu anggota Task Force, Djoko Pekik Irianto mengungkapkan bahwa Task Force tidak mempunyai wewenang di dalam pembentukan timnas. Task Force hanya bertugas untuk membantu PSSI dan KPSI menyelesaikan konflik sepakbola nasional.
Pelatih Timnas Indonesia Nil Maizar telah merekomendasikan 43 pemain kepada PSSI untuk mengikuti pemusatan latihan timnas yang dipersiapkan mengikuti Babak Kualifikasi Piala Asia 2015. Pemusatan latihan rencananya akan dilangsungkan pada 4 Januari 2013.
Timnas Indonesia di Babak Kualifikasi Piala Asia 2015 berada di Grup C, satu grup bersama Irak, Arab Saudi, dan China. Pertandingan pertama Indonesia akan bertanding melawan Irak pada 6 Februari 2013.