Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Liga Indonesia menegaskan bahwa mereka tidak bisa mengikuti ajakan PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin yang meminta klub-klub ISL dan Divisi Utama untuk kembali berada di bawah yuridiksi PSSI.
CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono melihat bahwa permintaan PSSI supaya klub ISL tunduk pada yuridiksi PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin, merupakan sesuatu hal yang sulit dilakukan.
Hal itu dikarenakan klub-klub ISL telah berinduk pada PSSI versi KLB Ancol pimpinan La Nyalla M Mattaliti.
"Saya sudah mendengar pernyataan bahwa ISL harus berada di bawah yuridiksi PSSI. Namun, pemahamannya harus utuh bahwa PSSI sebagai lembaga, ya, PSSI dengan pengurus, tidak. Teman-teman pengurus ISL
sudah memilih pengurusnya lewat KLB Ancol. Yuridiksi klub ISL tetap PSSI, tapi pengurusnya bukan Djohar. Fakta ini sudah dilihat semua orang," katanya.
"Jadi ketika PSSI Djohar meminta klub-klub ISL untuk mengikuti kebijakan yang diambil, itu kebijakan Pak Djohar, karena PSSI di mata klub ISL adalah PSSI yang terbentuk lewat KLB Ancol."
PSSI menegaskan bahwa organisasi pimpinan Djohar Arifin Husin itu memiliki yuridiksi di dalam mengatur dan mengorganisasi semua kegiatan sepakbola di Tanah Air. Untuk itu mereka meminta kepada seluruh klub di Indonesia untuk kembali di bawah yuridiksi PSSI.
Selain meminta seluruh klub untuk kembali berada di bawah yurdiksi PSSI, PSSI juga menjadwalkan untuk melangsungkan kompetisi IPL dan ISL secara bersamaan pada 9 Februari 2013.
PT Liga Indonesia selaku pengelola kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) menegaskan tidak akan mengundurkan jadwal penyelenggaraan
kompetisi. Kompetisi ISL tetap dilangsungkan pada 5 Januari 2013.
CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono mengatakan, pemunduran jadwal
penyelenggaraan ISL dari 5 Januari 2013 menjadi 9 Februari 2013 tidak mungkin dilakukan.
"Kami sudah merencanakan sejak lama. Perencanaan kompetisi tidak dilakukan secara tiba-tiba, jadi saya ingin mengatakan bahwa rencana itu (bergabung pada 9 Februari) tidak mungkin," tuturnya.
BACA JUGA: