TRIBUNNEWS.COM – Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), menolak tudingan yang menyebutkan bahwa mereka terlalu banyak menuntut kepada klub di Liga Indonesia, perihal penyelesaian gaji yang tidak kunjung tuntas.
"Kami tidak menuntut banyak. Persoalannya bukan hanya uang. tetapi kewajiban klub membayarkan gaji kepada pemainnya," kata Valentino, perwakilan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), di kantor Kontras, Jakarta (06/01/2012).
Valentino juga menolak jika masalah ini dikaitkan dengan pemain sepakbola sudah berkucukupan dengan gaji yang cukup tinggi, atau berkali-kali lipat dari Upah Minimum Provinsi (UMP) di Indonesia. "Berkecukupan atau tidak, itu bukan masalahnya. Ini lebih kepada persoalan kewajiban. Kalau kalian meliput tapi tidak digajikan juga tidak akan mau," katanya kepada Tribunnews.com.
Ia juga menegaskan banyak pemain sepakbola yang masih memandang minimnya profesionalitas dalam menjalankan tugas. Mereka masih menganggap pemain sepakbola sebagai hadiah dari pejabat tertentu saja dan tidak memperhitungkan hal ini. Sehingga banyak yang masih bermain meskipun selama lima bulan tidak digaji.
"Ini faktanya. Sebagai pemain sepakbola seharusnya mereka memperhitungkan hal ini dan menjadi tanggung jawab APPI untuk menyosialisasikannya," katanya.