Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membentuk tim di dalam rangka mencari upaya di dalam menyelesaikan konflik sepakbola nasional. tim tersebut beranggotakan unsur-unsur dari Kemenpora, PSSI, BOPI, IPL dan ISL.
Pelaksana tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga, Agung Laksono mengatakan, tim yang dibentuk oleh pemerintah ini ditugaskan untuk merumuskan mengenai dua kompetisi baik IPL dan ISL yang berada di bawah yurisdiksi PSSI.
“Tim ini terdiri dari unsur kedua belah pihak. Tim ini bertugas untuk merumuskan apa saja yang dibahas mengenai dua kompetisi ISL dan IPL yang berada di bawah yurisdiksi PSSI. Jadi tim ini akan mencari seperti apa formulanya yang bisa diterima oleh semua. Kemudian setelah membicarakan itu pembicaraan akan menyusut kepada timnas,”kata politisi dari Partai Golkar itu ditemui di Gedung Kemenpora, Jakarta, Selasa (8/1/2013).
Sebelumnya pemerintah telah membentuk tim Gugus Tugas (Task Force) yang bertugas untuk membantu menyelesaikan permasalahan sepakbola nasional. Namun menurut Agung Laksono tim yang kali ini dibentuk lebih mengakomodir kedua belah pihak.
“Saya menugaskan tim yang beranggotakan, Haryo Yuniarto dari BOPI, Sihar Sitorus dan Saleh Ismail Mukadar dari PSSI, Djoko Pekik Irianto dan Tunas Dwidarto dari Kemenpora, Widjajanto dari IPL dan Joko Driyono dari ISL,”ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu.
Agung Laksono menuturkan, tim akan melakukan rapat pada Rabu sekitar pukul 10.00 WIB, rapat itu dipimpin oleh Haryo Yuniarto selaku Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Harian Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
“Pemerintah mendorong dengan keterbatasan kewenangan yang ada untuk mencari jalan di dalam menyelesaikan konflik. Kami akan terus mencoba, apabila tidak tercapai kesepakatan maka akan ada sanksi yang diberikan oleh FIFA. Harapannya sebelum 14 Februari semua permasalahan harus sudah selesai,”tambahnya.
Tim tersebut dibentuk setelah Agung Laksono mengadakan rapat dengan Tim Task Force yang dianggotai, Rita Subowo, Djoko Pekik, Yuli Mumpuni, dan perwakilan dari KONI. Serta perwakilan dari PSSI, Djohar Arifin Husin, Widjajanto, Saleh Ismail Mukadar, dan Sihar Sitorus. Pertemuan itu menjadi usaha untuk mencari jalan keluar di dalam penyatuan dualisme yang terjadi di tubuh PSSI.