Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Darwin Sepriansyah
TRIBUNNEWS.COM - Manajemen Sriwijaya FC tidak menanggapi serius sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada salah seorang pemainnya, Tantan, yang dianggap membangkang dan menolak bergabung ke Tim Nasional Pra-Piala Asia 2015.
Tak hanya itu, setiap surat atau faksimile dari PSSI yang di kirim ke sekretariat Sriwijaya FC, langsung dibuang ke tong sampah. Semua surat dari PSSI, tidak digubris oleh manajemen klub tersebut. Setidaknya demikian diungkapkan Direktur Teknik dan SDM Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin, kepada Sriwijaya Post (Tribunnews.com Network), Selasa (22/01/2013).
Menurut Hendri, kepengurusan PSSI yang dipimpin Djohar Arifin, kini tidak lagi memiliki legitimasi mengatur persepakbolaan Indonesia, lantaran lebih dari dua per tiga anggota PSSI atau yang berjumlah 452 anggota, telah menyatakan mosi tidak percaya. "Sekarang ini yang ilegal bukan klub, tapi PSSI, karena sudah tidak diakui lagi oleh klub-klub ISL. Mereka sama sekali tidak punya hak mengeluarkan sanksi itu," katanya.
Sebelumnya, Komisi Disiplin PSSI yang dipimpin Djohar Arifin Husin menjatuhkan sanksi terhadap 22 pemain yang dianggap indisipliner karena mangkir dari pemanggilan untuk bergabung ke timnas. Para pemain itu diganjar hukuman tidak boleh main enam bulan dan harus membayar denda Rp 100 juta yang dimasukan ke rekening PSSI.