TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menpora Roy Suryo menegaskan siap membubarkan Liga Super Indonesia (ISL) begitu Liga Prima Indonesia (IPL) bergulir.
"Intinya adalah saya bisa bersikap tegas sesuai apa yang telah saya sampaikan kepada Pak Djohar (Arifin), bahwa saya bisa menjalankan UU, tetapi saya juga minta jalankan juga MoU atau syarat yang kemarin sudah ada," kata Roy usai pertemuan dengan PSSI di Kantor Kemenpora dalam rangka menijau ulang persiapan IPL, Senin (4/2).
"Yang jelas begini, ada syarat-syarat yang di dalam MoU yang belum dijalankan oleh PSSI,"
"Dengan kompetisi IPL akan mulai kick-off 10 Februari. Kalau itu bisa dijalankan maka saya akan membubarkan liga yang dianggap tidak prosedural. Karena harus ada langkah clear dari liga yang sudah sesuai dengan de jure."
Adapun rekomendasi buat ISL bakal dicabut lantaran beberapa klub yang berkiprah di liga tersebut masih menunggak gaji pemain, tapi, seperti telah disebutkan di atas, pencabutan itu baru dilakukan usai IPL dimulai.
"Liga akan menjadi satu. Caranya mungkin bukan disatukan. Tetapi, caranya, yang sudah jalan dibiarkan saja dulu. Nanti kalau liga yang lain sudah jalan, mungkin yang sekarang sedang berjalan tidak jalan lagi. Saya tidak bisa menghentikan liga ISL sekarang karena masyarakat sedang menonton pertandingannya."
"Masih ada klub yang masih menunggak gaji. Janji pemerintah waktu itu adalah memperbolehkan ISL berjalan, asal gaji pemain juga diselesaikan. Kalau tidak, rekomendasi akan ditarik. Tapi, saya tidak berani apabila IPL belum berjalan."
Roy pun menegaskan bahwa langkah tersebut diambil semata demi kepentingan timnas Indonesia. Pasalnya, sampai sekarang masih ada beberapa klub yang melarang pemainnya membela tim nasional. Kendati demikian, ia memastikan bahwa KPSI tak bakal dibubarkan.
"Sementara KPSI, pemerintah tidak perlu membubarkannya. Karena KPSI itu komunitas yang tidak dikenal FIFA, tapi kami akan selamatkan para pemainnya," tutur pengganti Andi Mallarangeng ini.
"Pemerintah harus aware, harus ada perhatian dari pemerintah untuk penyatuan timnas. Dan demi untuk liga nanti. Meskipun di dalam MoU diperbolehkan ada dua liga, saya dan teman-teman di Kemenpora berpendapat tidak akan berjalan dengan baik. Tentu hasilnya tidak akan ketemu kalau liganya masih dua.(fox)