TRIBUNNEWS.COM – Pemain naturalisasi Stefano Lilipaly, sempat digadang-gadang akan menjadi bintang baru di timnas Indonesia, untuk laga Pra-Piala Asia melawan Arab Saudi.
Dilihat dari kualitas permainan, gelandang yang bermain di klub Almere City itu tidak kalah dari gelandang-gelandang Indonesia yang lolos seleksi. Sementara dari segi usia, pesepakbola 23 tahun itu jauh lebih muda dari Firman Utina ataupun Ponaryo Astaman.
Namun keputusan pelatih Rahmad Darmawan dan Jacksen F. Thiago berkata lain. Stefano Lilipaly tidak lolos seleksi, karena proses administrasi kewarganegarannya belum selesai.
Pelatih Rahmad Darmawan mengaku mendapatkan informasi mengenai kelengkapan administrasi dokumen kewarganegaraan Stefano Lilipaly dari Demis Djamaloedin, sekretaris tim.
"Coba cari tahu kepada Demis Djamaloedin, apa kelengkapan yang kurang, karena bukan cuma paspor syarat untuk pemain naturalisasi," kata Rahmad Darmawan saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (20/3/2013).
Demis Djamaloedin adalah mantan Direktur Hubungan Internasional PSSI yang juga Manajer Timnas U-19. Dia terlibat di program SAD Indonesia. SAD Indonesia adalah nama kumpulan pemain sepakbola Indonesia usia 17 tahun ke bawah yang berguru di Uruguay, Amerika Selatan.
Sementara itu Demis Djamaloedin yang dikonfirmasi Tribunnews.com mengatakan, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pesepakbola naturalisasi, untuk bisa memperkuat timans. Namun dia tidak tahu persis persyaratan apa yang belum dipenuhi oleh Stefano Lilipaly.
"Saya tidak ingat apa saja persyaratannya. Untuk kasus yang tidak terpilih itu tidak tahu persis. Ketika satu tim mendaftar ke AFC tidak memberitahu kekurangannya apa," katanya.
Sebelumnya Perwakilan Badan Tim Nasional (BTN), Habil Marati, menuding ada upaya yang dilakukan beberapa pihak untuk tidak memasukkan pemain naturalisasi Stefano Lilipaly di dalam daftar 28 pemain yang lolos seleksi timnas.
"Kalau Stefano bermasalah dengan administrasi itu bohong besar. Proses administrasi kewarganegaraan dia sudah selesai," ujarnya ditemui di Jakarta, Rabu (20/3/2013).