TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo memberikan tanggapan terkait surat yang ditulis oleh CEO Persebaya Gede Widiade tertanggal 27 Maret 2013.
Di dalam surat itu Gede mengungkapkan skema unifikasi liga yang diusulkan oleh Djoko Driyono pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 17 Maret 2013 sebagai CEO PT Liga Indonesia membuat klub-klub kian terpuruk. Surat yang disampaikan oleh Gede merupakan bentuk keberatan atas putusan tersebut.
"Keputusan itu sudah ditetapkan saat KLB PSSI dengan cara memilih satu dari dua cara yang sudah disampaikan oleh dua operator. Saya bukan pemilik suara, jadi tidak bisa mempengaruhi keputusan," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (30/3/2013).
Menurutnya, klub-klub IPL harusnya menyampaikan keluh kesah kepada Enam anggota Komite Eksekutif (Exco) yang dapat menampung aspirasi mereka.
Namun sayangnya, keenam Exco tersebut, yaitu, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso, Tuti Dau, Farid Rahman, Bob Hippy, dan Sihar Sitorus justru melakukan tindakan walk out dari ruang sidang, karena tidak setuju adanya penambahan agenda pada KLB PSSI.
"Sayangnya, enam Exco yang bisa membela IPL secara konstitusional dalam KLB malah walk out. Sehingga, para voter IPL tidak lagi memiliki Exco-exconya. Kalau para suporter mau marah silakan saja kepada enam Exco,'' katanya.
Seperti diketahui, di KLB PSSI kemarin, dua operator liga yaitu PT Liga Indonesia dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo diberikan kesempatan memaparkan sistem unifikasi liga untuk musim depan.
Kemudian pemilik suara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu dari dua konsep tersebut. Berdasarkan jumlah suara voter dalam kongres itu, lebih menyetujui konsep penyatuan liga dari pihak PT Liga Indonesia.
Konsep yang disampaikan oleh PT Liga Indonesia yaitu, mulai musim depan kompetisi kasta tertinggi di Indonesia akan diisi 18 klub Indonesia Super League (ISL) dan empat klub Indonesian Premier League (IPL).