Tribun Jogja/yud
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Upaya Persiba Bantul menangani krisis anggaran agar bisa bertahan menjalani laga lanjutan Kompetisi Indonesia Premiere League (IPL) terus dilakukan.
Bahkan, manajemen Persiba tak malu-malu meminta bantuan Pemkab Bantul agar menghimbau para pegawai negeri sipil (PNS) khususnya, bersedia membeli tiket menonton pertandingan Persiba. Bersamaan dengan itu, ada rumor yang sempat berkembang bahwa ada intruksi resmi dari Pemkab perihal kewajiban para PNS membeli tiket nonton Persiba.
"Tidak benar ada intruksi, kami hanya menghimbau, kalau mau beli silahkan, tidak beli juga tak mengapa. Untuk PNS juga tak ada ancaman apa-apa bila tak beli tiket," ujar Asek III, Mardi Ahmad saat menggelar jumpa pers, Senin (1/4/2013).
Mardi berdalih, sebagai orang Bantul, himbauan tersebut hanya bersifat sekedar bentuk kecintaan terhadap klub sepak bola milik warga Bantul. Sayangnya, Mardi mengaku tak tahu menahu soal transparasi dana hasil himbauan tiket tersebut.
"Soal penggunaan dana tersebut urusan Panitia Pelaksana (Panpel) Persiba, kami tidak tahu dan hanya sekedar menghimbau saja," kata Mardi.
Disinggung sejauh mana keterlibatan Pemkab bekerjasama dengan manajemen Persiba terkait himbauan tersebut dan seberapa besar kebutuhan keuangan Persiba hingga keluar himbauan tersebut, Mardi pun tak bisa menjawabnya. " Saya tidak paham kebutuhannya berapa. Intinya kurang," katanya.
Sementara itu, salah satu anggota Panpel Persiba Yulianto mengaku, himbauan tersebut berimbas pada kenaikan pemasukkan ke kantong Persiba. "Dulu tombok kadang impas, tapi sekarang sudah bisa bayar bonus pemain," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun Jogja, Senin (1/4/2013).
Sekretaris Persiba, Wikan mengakui krisis keuangan yang dialami timnya tersebut. Bahkan ia mengungkapkan musim kompetisi lalu Persiba hanya untuk Rp 50 juta. Adanya himbauan ini menaikkan jumlah penonton sekita 10 persen.
Setelah himbauan membeli tiket itu dilakukan, Wikan mengklaim pada dua pertandingan kandang Persiba yakni tanggal 28 dan 31 April kemarin, dari penjualan tiket mampu menghasilkan Rp 103 juta dan Rp 130 juta.
"Beda sama kompetisi musim lalu, kita bisa tombok, biaya operasional Panpel Rp 65 juta, dari tiket cuma dapat Rp 30 juta. Pernah juga biaya Rp 75 juta dari tiket dapat Rp 90 juta, fluktuatif," jelasnya.