TRIBUNNEWS.COM – Herman Batak merasa geram karena haknya sebagai pemain profesional tak kunjung dibayarkan. Reaksi perlawanan demi memperjuangkan hak ditunjukkannya dengan mangkir dari latihan saat kompetisi berjalan. Ia hanya berada dua kali di bawah mistar PSMS Medan versi PT Liga Indonesia, tepatnya saat bertemu PS Bengkulu dan PS Bangka di Stadion Baharoeddin Siregar.
Selanjutnya, Zulham Syahputra mengawal gawang Ayam Kinantan di tiga laga sisa putaran pertama. Memasuki putaran kedua, Hebat, demikiam Herman Batak akrab disapa, kemungkinan besar akan didepak. Sinyalemen kian menguat selepas kabar Markus Haris Maulana bakal merapat. Markus diancang-ancang mengisi pos utama di putaran kedua.
Hebat mengaku sudah tahu kabar tersebut melalui media. Uniknya, tak sedikipun kekecewaan muncul bila pendepakan benar-benar berlaku atasnya. Eks kiper Deltras Sidoarjo ini mengaku legowo asalkan gaji yang jadi hak pokok dibayar. "Bagi saya, nggak perlu ada pertemuan, yang penting gaji saya dibayar," ujarnya kepada wartawan, Selasa (2/4/2013) siang.
Nyaris tiga bulan gajinya tak berbayar. Tak ayal, kekecewaan sudah menggunung dan sukar mempercayai janji-janji yang dilontarkan elite manajemen. "Saya melihat ketua umum (Indra Sakti Harahap) tidak punya iktikad baik. Makanya, buat saya mau siapapun pengganti saya di PSMS untuk putaran kedua ya silahkan. Katanya Markus, ya silahkan. Tapi apa bisa mereka (pengurus dan manajemen) bayar Markus. Logikanya sajalah. Sedangkan gaji kami yang kecil, enggak sanggup dibayar. Apalagi saya baca di media, Markus minta Rp50 juta sebulan. Ya sekali lagi itu urusan manajemen dan penguruslah. Buat saya, hak saya saja dibayar," ucapnya lirih.
"Sekarang, saya tidak ada pekerjaan apa-apa. Saya merasa ditipu saja di tim oleh ketua umum Indra Sakti, bukan hanya saya tapi juga pemain-pemain lain. Jadi, semua keadaan ini dia sendiri yang buat," kecamnya.
Uniknya, Hebat menuturkan kisah pelik gaji tak berbayar bukanlah untuk kali pertama dicecapnya. Musim lalu kala masih berbaju Deltras kondisi serupa juga berlaku. Lantas apa bedanya? "Memang di Deltras sama, nggak gajian juga. Tapi manajemen Deltras masih mau kasih cashbon (pinjaman). Dan ada komunikasi yang baik dan lancar antara pemain dan manajemen. Jadi setidaknya keluarga bisa terbantu," tuturnya.
Sementara itu Indra Sakti gagal dimintai konfirmasinya oleh Tribun Medan (Tribunnews.com Network). Dua nomor handphone yang kerap digunakannya, tak aktif saat dihubungi. Upaya bertemu Indra juga gagal, saat Tribun Medan mencoba menemuinya di home base PSMS, Stadion Kebun Bunga. (raf)