Laporan wartawan Wartakotalive.com, Eko Priyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persija Jakarta versi kompetisi Liga Primer Indonesia atau IPL menolak tampil di Malang. Selain persiapan mepet, manajemen keberatan dengan dana Rp 50 juta yang disediakan operator liga, PT Liga Prima Indonesia Sportindo.
Paska menghadapi PSIR Rembang, Sabtu (13/4/2013), Persija ditawari untuk melanjutkan lawatan ke Persema Malang dan disediakan dana Rp 50 juta. Jumlah itu termasuk untuk membayar penginapan.
Persija 'bersedia' tampil di Rembang karena seluruh pengeluaran ditanggung tuan rumah. Laga tidak bisa dibatalkan karena panitia lokal terlanjur menjual tiket.
Berdasarkan laman resmi pengelola IPL (www.ligaprima.co.id), pertandingan Persema Malang versus Persija Jakarta dijadwalkan berlangsung, Rabu (17/4/2013) malam.
"Tapi pihak Persija mundur karena setelah dihitung-hitung uang segitu tidak menutup seluruh pengeluaran tim," kata Eduard Tjong, mantan pelatih Persija, Senin (15/4/2013).
CEO Persija Bambang Soetjipto sudah mengumumkan pembubaran tim sejak 23 Maret 2013. Per 1 April, pemain yang ingin mencari klub baru bisa mengambil surat dari manajemen.
Pembubaran dilakukan karena Persija kesulitan pendanaan. Manajemen masih menunggak gaji Edu -panggilan Eduard Tjong- dan nyaris seluruh pemain dua bulan terakhir. Buntut seretnya dana, klub dinyatakan bubar, 1 April lalu. Namun, dipaksa 'berdiri' untuk sementara demi menyelamatkan muka PSIR dan kompetisi.
"Waktu itu saya menolak mendampingi tim ke Rembang karena bagi saya tidak mungkin bertanding tanpa persiapan. Jadi bukan saya pelatihnya. Yang saya dengar mantan asisten saya dulu," kata Edu, mantan pelatih Persis Solo.