TRIBUNNEWS.COM - Aktivitas mogok latihan yang disepakati para pemain PSM Makassar membuat sejumlah memilih pulang ke rumahnya masing-masing. Semisal Kurniawan Karman yang memilih pulang ke rumah orang tuanya di Kabupaten Gowa.
Namun ternyata masih banyak juga pemain yang tetap tinggal di mes pemain. Hal ini dilakukan karena daerah asalnya berada jauh dari Kota Makassar. Seperti Fachrul Nurdin asal Kabupaten Pangkep, memilih bertahan di mes karena mau irit biaya.
Bahkan tiga pemain asal Bali, I Made Dwi Aryadana, I Ngurah Komang Arya Perdana dan I Ketut Mahendra serta pemain PSM asal Ternate, Safruddin Tahar, juga memutuskan bertahan di mes Jl Haji Bau, Makassar.
Tentu saja yang tinggal jauh dari kampungnya, tidak bisa bolak-balik daerah asal mereka karena pertimbangan seperti masalah dana. “Kita bertahan karena mau irit biaya. Sudah tak ada gaji masuk, maka kami harus pintar-pintar atur uang,” ujar Fachrul.
Sambil menunggu kepastian gaji dan kembali latihan, mereka mengaku tetap mengisi waktunya dengan menjaga kondisi agar tubuhnya tetap fit.
Seperti yang dilakukan Kiper PSM asal Bali, I Ngurah Komang Arya Perdana. Setiap hari Komang Arya selalu melakukan skipping (lompat tali) di pelataran mes pemain dan berlari-lari pagi ke Pantai Losari –letak mes yang dekat pantai.
Selain itu, mereka juga mengisi waktu dengan bermain Playstation bersama. Dan permainan yang paling disukai adalah Winning Eleven 2013. "Sering main PS sama anak-anak. Kalau sedang tidak jogging, kita main PS karena tidak ada kegiatan lain," ujarnya Arya.
Setiap main PS, Arya berpikir karena harus menyusun strategi yang ampuh untuk menghadapi rekan setimnya. "Biasa Made atau Tahar jago. Saya biasa kalah dari mereka, walau saya juga biasa sesekali menang," katanya.(Tribun Timur/mik)