News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Luis Muriel, Si Ronaldo dari Kolombia

Penulis: Deny Budiman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Luis Muriel

TRIBUNNEWS.COM – Luis Muriel begitu dipuja-puji pendukung Udinese musim ini. Di negara asalnya, Kolombia, ia disebut-sebut sebagai reinkarnasi dari Ronaldo Nazario del Lima. Julukan untuknya pun keren yakni "Ronaldo dari Kolombia". Julukan itu terus terbawa sampai sekarang. Sehebat apa striker berusia 22 tahun ini?

Julukan "Ronaldo dari Kolombia" ini sebenarnya adalah sebuah pujian yang dibungkus dengan kekhawatiran. Pada satu sisi murni merupakan pujian karena penyerang kelahiran Santo Tomas, Kolombia 16 April 1991 ini dianugerahi kecepatan di atas rata-rata, skill mengolah bola yang menawan, dan tajam di depan gawang.

Bukan hanya fisiknya yang cukup besar dan memiliki kekuatan, Muriel juga mampu berbelok dengan kecepatan tinggi dan memindahkan bola ke kaki kanannya dengan gaya yang sangat mirip dengan 'Il Fenomeno. Hal itu dapat dilihat dari dua gol pertamanya untuk Kolombia saat mengalahkan Prancis pada Piala Dunia U-20 2011.

Di sisi lain, pujian itu diselimuti dengan kekhawatiran dengan kondisi fisik Muriel. Pasalnya, ia kerap didera cedera, dan berat badannya selalu jauh di atas batas normal. Tengok saja kejadian di awal musim ini dimana sang striker harus melewatkan waktu tiga setengah bulan di bangku karena digerogoti cedera. Kelebihan, dan kekurangan yang dimiliki Muriel karenanya memang sangat mirip dengan apa yang dialami oleh Ronaldo de Lima.

Julukan "Ronaldo dari Kolombia" itu sudah melekat sejak dia pertama kali bermain di tanah kelahirannya bersama Deportivo Cali empat tahun lalu. Talenta alami Muriel telah terlihat ketika ia menjalani debut profesional pada usia 18 tahun. Hanya setelah 11 pertandingan untuk Verdiblancos (di mana ia mencetak sembilan gol), ia hengkang ke Udinese pada musim panas 2010.

The Zebrette langsung meminjamkan Muriel ke Granada, tetapi ia gagal memberi kesan istimewa dalam petualangan singkatnya di Segunda Division. Bagaimanapun juga, ia akhirnya membuktikan kualitasnya saat setahun kemudian saat membela Lecce. Di akhir musim, ia pun dinobatkan menjadi pemain muda terbaik Serie A Italia bersama Stephan El Shaarawy.

Tujuh gol dalam 29 pertandingan bersama Lecce adalah catatan yang membanggakan bagi seorang penyerang yang belum pernah bermain di Serie A sebelumnya. Tak heran karenanya, ia dikabarkan diincar oleh Juventus, FC Internazionale, AC Milan dan AS Roma.

Muriel pun menikmati sorotan yang mengarah kepadanya. Kemudian, secara terbuka ia mengaku terkesan dengan Milan, klub yang didukungnya sejak kecil, sebelum akhirnya ia mengungkapkan Milan dan Inter telah mengajukan penawaran resmi untuk mendapatkan jasanya.

Namun, Bagaimanapun juga, Udinese tidak akan melepas Muriel mengingat ia belum pernah bermain di Friuli dan memutuskan untuk menolak semua tawaran tersebut. Mungkin itu adalah salah satu alasan mengapa Muriel dalam kondisi buruk saat pra-musim. Yang jelas, pelatih Francesco Guidolin tidak senang dengan pemain asal Kolombia tersebut.

"Jika dia ingin berbicara dengan saya, dia harus menurunkan berat badan," ujar Guidolin kepada Gazzetta dello Sport seperti dikutip lagi dari Goal, saat itu. "Dia tidak bisa berbicara dengan saya sampai memiliki fisik seorang atlet, dia harus bekerja keras."

Untungnya, Muriel menerima dengan baik kritik dari pelatih dan ia dalam kondisi terbaik sebelum musim baru dimulai. Namun, cedera kembali menghalanginya, dan sang striker harus melewatkan tiga setengah bulan di bangku cedera.

Pulih dari cedera, Muriel tampak lebih bugar dan kuat dari sebelumnya. Ia berhasil mencetak tiga gol dari tiga pertandingan pertamanya pada Desember dan kemudian memiliki peran penting dalam membawa Udinese merengkuh tiket Liga Europa. Gol Muriel saat Udinese mengalahkan Inter 5-2 di pekan terakhir adalah gol ke-11 dalam 22 laga, catatan terbaiknya selama kariernya.

Meski demikian, Muriel tercatat hanya 15 kali diturunkan menjadi starter, karena masalah cedera ringan di paruh kedua musim yang membuat kebugarannya terus terganggu. Tetapi, talenta dan potensinya sudah tidak dapat diragukan lagi, dan dia tampak lebih dewasa usai mengarungi beratnya kompetisi dalam 12 bulan terakhir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini