TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Pelatih Persibo Bojonegoro, Gusnul Yakin merasa dirinya menjadi korban keputusan Komisi Disiplin (komdis) PSSI.
Seperti diketahui, Gusnul dihukum larangan beraktivitas di sepak bola seumur hidup.
"Saya akan mengajukan banding atas sanksi Komdis,”jelas Gusnul Yakin yang menolak seluruh tuduhan yang dialamatkan kepadanya, kamis (13/6).
Kasus mencuat ketika Persibo Bojonegoro berlaga di AFC Cup 2013 melawan Sun Hey SV, di Stadiun Mongkok, Hongkong, yang hanya menyisahkan 6 pemain dilapangan karena hampir seluruh separuh pemain mengalami cidera
”Saya melatih belum digaji dan saya mau karena demi menjaga nama bangsa ini di ajang internasional, kenapa masih juga disalahkan, kalau pun ada pihak yang bertanggung jawab, itu manajeman,” tambah Gusnul Yakin.
Gusnul pun menyayangkan keputusan Komdis, apalagi dirinya merasa selama ini hidup dari sepak bola. Keputusan Komdis praktis membuat dirinya tidak mampu menghidupi keluarga.
”Selama ini saya hanya mencari makan di sepak bola. Sanksi seumur hidup sama saja membunuh keluarga saya,” papar Gusnul.
Gusnul juga menjelaskan ketikamelakukan lawatan ke Hongkong, berbagai masalah menerpa timnya mulai dari persoalan gaji, kontrak dan kondisi pemain. Dua pemain asingnya terpaksa ditinggal karena mengalami masalah administrasi, praktis hanya 12 pemain yang dibawanya. Tidak cukup disitu, krisis finansial yang menerpa Persibo Bojonegoro membuat kepastian berangkat tak pasti.
Hingga akhirnya tim berangkat dengan waktu sangat mepet hingga akhirnya datang tanpa adaptasi dengan waktu mepet dari masa kick-off. Gusnul merasa merasa dirinya saat ini sudah jatuh dan tertimpa tangga.
"Tidak benar kalau saya menyuruh pura-pura sakit atau cidera, reputasi saya sebagai pelatih menjadi taruhan disetiap pertandingan, yang benar itu pemain mengalami kelelahan luar biasa,” ujarnya.