Laporan Wartawan Tribun Medan, Mujahiddin
TRIBUNNEWS.COM – Secercah harapan memancar pada skuat PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI). Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo akhirnya mau menjumpai mereka, sekaligus berbincang dengan 11 pemain di areal parkir Stadion GBK, Jakarta, usai duel eksibisi Timnas U-23 kontra Jakarta All Star, Rabu (19/6/2013).
Irwin Ramadhana, juru bicara 11 pemain PSMS, mengatakan solusi memang belum didapat. "Tapi pak Roy bilang akan meminta PSSI untuk menegur keras pengurus PSMS. Dia juga bilang segera menyampaikan kondisi kami pada Ketum PSSI. Kami diminta untuk menghentikan aksi dan segera balik ke Medan," kata pemain berposisi kiper ini kepada Tribun, Kamis (20/6/2013).
Namun, serupa komitmen sebelumnya, Irwin menegaskan tak bakal pulang sebelum memeroleh jaminan "hitam di atas putih". Tak mau pulang dengan tangan hampa, apalagi perlawanan terhadap kesewenang-wenangan pengurus kadung dikobarkan. "Kami tak akan berhenti sampai di sini," ucapnya.
Lalu apa dampak positif dari perbincangan dengan Menpora Roy Suryo?. "Ya, selesai mengobrol dengan pak menteri, Pak Djoko Driyono (CEO PT LI, red) langsung menghubungi kami via telepon. Pak Djoko mempersilakan kami datang ke kantor PT LI besok (hari ini, red). Selama ini kami terhalang untuk jumpai pak Djoko, tapi dengan panggilan langsung ini maka kami bisa mengadukan masalah kami secara terbuka. Bukan hanya pak Djoko, kami juga dijadwalkan ketemu pak La Nyalla Mattalitti (Wakil Ketua PSSI)," bebernya.
Sejatinya, problem penunggakan gaji ini tak hanya menyeret PT LI selaku operator kompetisi, tetapi juga PSSI sebagai federasi. "Kemarin, kami hampir ribut dengan Hinca Panjaitan (Ketua Komdis PSSI) di kantor PSSI. Hinca tak mau menanggapi keluhan kami. Dia malah bilang, ngapain kalian di sini? Sudah sana, bukan urusan saya ini. Kami tahu, PSSI memang nggak bertanggungjawab secara langsung, tapi mereka kan bisa mendengarkan kami, karena mereka bisa menjembatani kami dengan pengurus," kata Irwin dengan nada suara meninggi.
Kala menyambangi kantor induk organisasi sepakbola nasional itu, pemain didampingi General Manager APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia) Valentino Simanjuntak.
"Saat Hinca bilang itu, posisiku berada di belakang Valentino. Dengar ucapan itu aku jadi kesal dan sempat emosi. Aku sempat berpikir, sama siapa lagi kami mengadu, kami ini kan pemain yang bermain di kompetisi naungan PSSI, masa diperlakukan seperti ini. Maunya ya agak bagus sikitlah bicaranya, jangan kasar kali dan kemudian dikasih solusilah. Siapa yang kira-kira harus kami temui, jangan disuruh pergi gitu aja. Padahal sama-sama anak Medannya. Peduli sikit kenapa," cetus Irwin dengan penuh emosi.
Sementara itu Hinca Panjaitan mengatakan pihak komdis punya alasan kuat menolak pengaduan pemain. "Kami akan terima laporan yang berkaitan dengan pelanggaran-pelanggaran disiplin di ranah pemain, klub, maupun organisasi. Kalau gaji bukan urusan kami," ucap Ketua Komdis, Hinca Panjaitan kepada wartawan.
Di sisi lain, respons komdis membuat APPI kecewa. Valentino Simanjuntak berpendapat tak ada salahnya PSSI mendengar suara hati pemain. "Harusnya PSSI bisa bersikap arif dengan menerima mereka. Siapapun itu, apapun jabatannya terima saja. Keluh kesah mereka harus didengarkan," ucapnya mengakhiri. (cr5/raf)