TRIBUNNEWS.COM – Tidak ada pilihan lain bagi Jepang dan Meksiko ketika melakoni duel terakhir penyisihan Grup A Piala Konfederasi 2013, Sabtu (22/6/2013), kecuali menang. Laga di Estádio Governador Magalhaes Pinto itu akan menjadi beban bagi dua penggawa Manchester United, Shinji Kagawa dan Javier Hernandez.
Jepang dan Meksiko sudah sama-sama tersingkir dari penyisihan grup A Piala Konfederasi 2013. Keduanya sama-sama ditaklukkan oleh Brasil dan Italia. Hanya kemenangan yang bisa menghindari Jepang dan Meksiko dari posisi juru kunci dan pulang dengan tangan kosong.
Tuntutan Meksiko untuk menghadapi laga melawan Jepang sangat berat. Dari 11 pertandingan sepanjang 2013, tim berjulukan El Tri itu baru sekali merasakan kemenangan. Di Piala Konfederasi saja mereka baru mencetak satu gol, itu pun dari titik penalti.
Meksiko semakin tersudut setelah sejumlah pemain dan ofisial tim terpergok tiga malam berpesta di klub eksklusif, Termas Centaurus. Seperti diulas oleh Reforma, bukannya prihatin, sejumlah pemain El Tri seperti Andres Guardado, Giovani Dos Santos, dan Javier Hernandez malah asyik berpesta bersama sejumlah perempuan selama di Brasil.
Situasi yang dihadapi Jepang 11-12 dengan Meksiko. Skuad asuhan Alberto Zaccheroni baru meraih satu kemenangan dari enam laga terakhir, empat di antaranya bahkan berakhir dengan kekalahan.
Ironis jika melihat performa Samurai Biru yang begitu luar biasa di kualifikasi Piala Dunia sehingga lolos ke Brasil sebagai tim pertama dari Asia. Bedanya Jepang mendapat pujian di negaranya meski kalah dari Italia. Mainichi Shimbun, sebuah harian berpengaruh di Jepang menilai Keisuke Honda cs tampil berbeda melawan Italia bila dibandingkan dengan ketika menghadapi Brasil.
"Empat hari setelah kekalahan mengecewakan dari Brasil, Jepang melancarkan serangan agresif dengan semangat hebat saat melawan Italia," tulis Mainchi Shimbun.
Namun demikian pujian itu tetap tersisip suatu kritik. Mainchi Shimbun mengingatkan Samurai Biru harus belajar dari kekalahan tersebut agar lebih matang di Piala Dunia tahun depan.
Intinya, Jepang dan Meksiko sama-sama harus meraih kemenangan agar bisa pulang dengan kepala tegak. Well, tuntutan itu akan ditanamkan pada dua penggawa Manchester United, Javier Hernandez dan Shinji Kagawa.
Tidak bisa dipungkiri jika Chicharito dan Kagawa menjadi tumpuan bagi Meksiko dan Jepang. Dibandingkan pemain lain, karier Chicharito dan Kagawa yang paling mengkilap karena bermain untuk klub terbaik di Inggris dan dunia.
Lupakan pertemanan di Old Trafford, Chicharito dan Kagawa akan bersaing ketat agar memenangkan tim masing-masing. Kebetulan, baik Chicharito dan Kagawa sudah sama-sama bernafsu memberikan yang terbaik bagi tim masing-masing. "Seorang pemain selalu menuruti perintah pelatih, kami rela mati demi tim nasional dan staf kepelatihan," ujar Chicharito di Goal.
Bagaimana dengan Kagawa yang dituding tidak memberikan penampilan yang sama baik ketika membela Samurai Biru? "Bermain untuk klub dan negara adalah dua hal yang sangat berbeda dan anda tidak bisa membandingkan hal tersebut," tegas eks Borussia Dortmund tersebut.(Tribunnews.com/deo)