TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa pelemparan bus rombongan pemain Persib Bandung oleh suporter Persija, yang membuat pertandingan Persija vs Persib batal digelar, disesalkan Manjer Persib, Umuh Muhtar.
Penyesalan Umuh terutama ditujukan kepada panitia pelaksana yang dinilainya tidak siap dan tidak bisa memberikan pengawalan yang pantas kepada bus yang ditumpangi pemain Persib.
Umuh mengatakan, saat bus keluar hotel, tidak ada pengamanan berlapis yang diberikan panpel seperti pengamanan yang melibatkan mobil Baracuda misalnya. Pengamanan yang dilakukan hanyalah dengan motor voreijder. "Kalau pengamanan seperti itu sama saja dengan melepaskan kami begitu saja," kata Umuh.
Padahal sebelumnya, kata Umuh, panpel telah memberikan jaminan keamanan kepada timnya, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan ke hotel. Namun pada kenyataannya hal itu tidak terjadi, meskipun Umuh mengaku sudah menyampaikan adanya ancaman-ancaman melalui pesan singkat.
"Sudah beberapa kali saya tanyakan ke panpel (soal pengamanan). Saya minta rantis, tapi kata pihak Panpel aman, tapi kenyataannya kok seperti ini," kata Umuh semalam.
Setelah keluar hotel, kata Umuh, beberapa ratus meter kemudian dia melihat ada segerombolan orang yang membawa batu dan bahkan menurutnya ada yang membawa bom molotov yang siap mengadang bus yang ditumpanginya. "Sepertinya sudah disiapkan oleh mereka. Saya heran mengapa pengamanan seperti itu," uajrnya.
Menurut Umuh, bagian yang rusak parah adalah bagian depan bus dan bagian samping kiri bus yang mengalami kerusakan parah. Saat itu, Umuh menuturkan, dirinya berusaha menenangkan pemain meskipun sama-sama dalam keadaan panik. Umuh menyuruh semua pemain tiarap ke tempat duduk karena dia melihat ada juga yang membawa bom molotov. "Kami langsung arahkan ke tol saat itu, dan berhasil lolos," katanya.