News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Divisi Utama LPIS

Gaji di PSMS LPIS Ikut Macet, Pemain Terpaksa Patungan Beli Nasi Bungkus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERSIPON KALAH - Pemain PSMS Medan melancarkan protes kepada wasit setelah di kartu merah saat melawan Persipon dalam laga Kompetisi Divisi Utama LPIS 2013 di Stadion St Syarif Abdurrahman Pontianak, Rabu (15/5).

TRIBUNNEWS.COM – Dualisme berkepanjangan semakin hari semakin meluluhlantakkan PSMS Medan. Efeknya begitu kental terasa, dan pemain menjadi korban utama dari pembiarannya. Setelah skuat PSMS Medan LI yang lintang pukang menjalani hidup imbas gaji semusim tak berbayar plus makan tak makan, kini giliran PSMS Medan LPIS yang dihajar persoalan serupa.

Kepada Tribun Medan (Tribunnews.com Network) beberapa pemain mengungkapkan gaji sebulan penuh belum diterima. "Selama ini kami tutupi karena percaya manajemen atau pengurus akan bayar gaji kami. Memang bonus kami dapatkan, kalau gaji belum. Pinjaman ada diberikan, sekitar 40 persen dari gaji sebulan," ungkap pemain senior yang minta namanya dirahasiakan.

Namun, masalah kian teruk karena dapur katering tak kunjung ngebul. Karenanya pemain tak bisa mengisi sejengkal perutnya dengan asupan makanan bergizi sesuai standar atlet. Imbasnya tak remeh, karena lapar yang mendera teramat kuat sehabis latihan pemain membeli nasi "murahan" dengan uang patungan.

Tiap pemain memberikan Rp 4 ribu untuk beli nasi. Satu nasi bungkus "diserbu" tiga hingga empat orang. Kejadian miris ini terjadi di lantai dua Mes Kebun Bunga, Jalan Candi Borobudur, Medan, Selasa (25/6/2013).

"Sudah seminggu kami harus kongsi-kongsi makan bang. Sudah stadium empat. Kemarin katanya sudah ada titik terang tapi kajol (kagak jelas) juga. Sudah nyerah dengan keadaan begini makanya sampai dibuat jadi status," kata Dede Pranata, kiper senior PSMS LPIS.

Kemarin, beberapa pemain beramai-ramai mengunggah kondisi yang mereka alami di status Blackberry Messenger (BBM). Beberapa di antaranya menuliskan seperti ini "Rp-0, nol masih ada angkanya. Ini udah minus nol. Terutang.", ada pula yang menulis demikian "Psms ohh psms...psms nasi bungkus 4000..beli sendri pulak tu"

Donny Fernando Siregar sedikit bernasib lebih baik. "Ya begitulah bang, PSMS ini hidup segan mati tak mau. Anak-anak di Mes kek gitulah keadaannya. Kalau aku masih pulang ke rumah, jadi masih bisa makan seperti biasa," ucapnya

Pelatih Kepala Edy Syahputra pun tak sanggup lagi menutupi petaka non teknis yang mengobok-obok pasukannya. Edy tak sampai hati menggelar TC sesuai program yang dikonsepnya. Latihan sekali sehari pun dianggap sudah lebih dari cukup.

Padahal duel perdana putaran kedua kontra PSSB Bireuen sudah di depan mata, Minggu (30/6/2013) mendatang. "Hari ini saya belum bisa menggenjot para pemain. Pasalnya samapi hari ini katering belum bisa berjalan. Jadi, praktis asupan gizi nggak ada. Karena itu, saya hanya buat latihan sekali sehari," ucap pelatih berlisensi A nasional ini.

Pun begitu Ayah empat anak ini dan seluruh pemain tak sampai mogok berlatih. Edy bahkan menegaskan tetap berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan performa anak asuhnya. Kemarin, materi yang diberikan menyasar pada kolektivitas tim dan strategi ball position. Namun sampai berapa lama lagi tim kuat bertahan dengan situasi tak sedap semacam ini dan legowo untuk terus berlatih. Langkah cepat dan tepat dari elite manajemen tak pelak sangat dibutuhkan. (Tribun Medan/raf/cr5)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini