TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Batalnya Diego Maradona memberikan coaching clinic di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (29/6/2013) menjadi hal yang sangat mengecewakan bagi para peserta. Pandu, seorang peserta, mengaku sampai tidak bisa tidur nyenyak untuk dilatih secara langsung oleh sang legenda.
Pandu, siswa kelas 6 SD, mendapat kesempatan mengikuti coaching clinic bersama Diego Maradona melalui SSB Tunas Muda Walet , Tangerang. Pandu mengeluarkan uang hingga Rp 500 ribu untuk mengikuti coaching clinic.
Jumat malam, Pandu sudah tidur sejak pukul 20.00 dan mengaku tidak bisa tidur pulas saking antusias. Pukul 05.30, Pandu dan teman-temannya di SSB sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta untuk menyambut Maradona. Sayang, di sana tidak mendapati mantan pemain Napoli itu.
Dari bandara, Pandu yang ditemani ibunya, Maryati, menuju Monas untuk mengikuti tango football. Di Monas, Pandu dan Maryati baru diberitahu jika acara dipindah ke Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"Saya kecewa tidak bisa latihan bersama dia," tutur Pandu kepada Tribun.
"Uang 500 (ribu) kan banyak buat kami. Kami mengharapkan sekali anak kami bermain bersama Maradona. Ternyata begini yang terjadi. Saya sangat kecewa. Hasilnya percuma, sia-sia," kata Maryati.
Maryati pun merasa iba kepada putranya.
"Kasihan anak saya. Semalaman dia tidak tidur nyenyak karena ingin ke Senayan. Saya juga tidak ikut tidur," jelas sales barang-barang elektronik itu.
Maryati menuturkan, sebentar lagi Pandu akan dia masukkan ke pesantren setamat SLTP sehingga harus meninggalkan SSB. Imbasnya, kemungkinan hanya kali ini saja kemungkinan Pandu bisa mengikuti coaching clinic bersama bintang dunia.
"Dia akan masuk pesantren, jadi mungkin ini kesempatan dia untuk bisa ikut kegiatan semacam ini dan bermain sepak bola lagi," jelas Maryati yang sudah menyiapkan bekal makanan untuk Pandu.
Terhadap ketidaksesuaian acara ini, Maryati enggan menyalahkan panitia maupun pelatih di SSB Tunas Muda Walet.
"Maradona sudah dibayar mahal untuk datang ke sini ternyata begitu kenyataannya," kata Maryati.
Pandu yang berperawakan kurus secara polos menyampaikan suatu pesan untuk sang legenda.
"Maradona jangan begitu lagi," ucap Pandu.