TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan pemain PSMS Medan versi Divisi Utama PT Liga Indonesia, Irwin Ramadhana, mengaku heran dengan sikap Komisi Disiplin PSSI yang akan menjatuhkan sanksi terkait upaya mereka mempejuangkan gaji yang ditunggak manajemen.
"Ya, kami nggak apa-apa. Kami mengadu untuk dapatkan hak tapi kenapa kena sanksi. Heran saya dengan sepak bola Indonesia. Kalau mau sanksi ya penguruslah yang tidak bisa menjalankan kewajibannya," ujar Irwin kepada Berita Kota Super Ball, Rabu (3/7) malam.
Irwin menyatakan, baru sebatas mendengar pernyataan Komdis PSSI lewat media. Ia menyebut, jika ingin menjatuhi sanksi selesaikan dulu hak-hak mereka.
Menurut dia, ke-11 pemain akan kompak datang ke Jakarta jika dipanggil alias tidak mengutus perwakilan. Yang jadi masalah adalah biayanya.
"Kalau dipanggil, nggak mau ada perwakilan. Semua 11 pemain ke Jakarta.Tapi biaya bagaimana? Kalau nggak ada biaya, ngapain kesana? Harus jelas siapa yang fasilitasi kami," ujarnya.
Pada Rabu sore, Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan menyatakan, pemain PSMS Medan terancam sanksi akibat berunjuk rasa menuntut pelunasan gaji mereka selama sepuluh bulan di kantor PSSI.
Selain di PSSI, pemain dikabarkan berunjuk rasa di rumah Ketua Umum PSMS Indra Sakti Harahap.
Menurut Hinca, tindakan pemain PSMS buruk karena disertai kata-kata kasar saat ber-orasi.
"Berdasarkan keterangan pak Indra Sakti, pemain PSMS mengeluarkan kata-kata kasar yang sangat tidak pantas. Itu merupakan salah satu pelanggaran disiplin. Yang kami permasalahkan adalah cara-caranya menuntut hak, bukan masalahnya," ujar Hinca.
Selengkapnya di edisi cetak Berita Kota Super Ball