TRIBUNNEWS.COM - Tim nasional Perancis pernah memiliki pesepakbola hebat bernama Youri Djorkaeff. Bagi Anda yang rindu dengan penampilan pemain legendaris tersebut, sepertinya tak lama lagi kerinduan tersebut akan terobati.
Pasalnya, pada event putaran final Piala Dunia U-20 kali ini, armada muda Perancis menampilkan sosok bernama Florian Thauvin.
Seperti seniornya, Thauvin memiliki kemampuan sama baiknya dalam menggunakan kaki kiri maupun kanan. Tidak hanya itu, ia tak hanya bisa mengatur serangan, melainkan juga beroperasi di sisi kanan.
Peran terakhir itulah yang membuatnya muncul menjadi pahlawan kala Perancis menundukkan Ghana dengan skor 2-1, pada babak semi final putaran final Piala Dunia U-20, dini hari tadi WIB. Gol penentu lahir dari aksi individu pemain berusia 20 tahun tersebut.
Menerima sodoran bola, ia bergerak di sisi kiri pertahanan Ghana. Masuk ke kotak penalti, goyangannya berhasil membuatnya melepaskan diri dari penjagaan pemain lawan. Mendapat celah untuk menembak, bola meluncur deras berkat sepakan kaki kirinya.
Tak membabi buta, ia dengan presisi menempatkan si kulit bundar ke pojok kiri gawang tim Ghana yang dijaga Eric Antwi. Arah bola memang berada di luar prediksi. Karena jika melihat kebiasaan mayoritas pemain, bola akan di-placing ke tiang jauh.
"Saya hanya ingin mencoba sesuatu, dan ternyata berhasil. Awalnya, ruang memang terbuka lebar bagiku untuk mengirim bola ke tiang jauh. Tapi feeling-ku mengatakan berbeda, dan itu pilihan yang tepat," sebut Thauvin, di fff.fr. Itulah gol ketiga bagi Thauvin di sepanjang turnamen yang berlangsung di Turki tersebut.
Penampilan menawan Thauvin memang menjadi pembicaraan tersendiri. Perannya di sektor tengah membuat permainan Perancis menjadi lebih hidup. Kombinasinya dengan beberapa pemain seperti Paul Pogba, Geoffrey Kondogbia, Jordan Veretout, Yaya Sanogo dan Jean-Christophe Bahebeck, memberi nuansa ofensif yang lebih besar.
Ketajamannya juga bukan isapan jempol. Maklum, sebelum berangkat ke Turki, ia sudah mencetak 10 gol di Ligue 1 bersama Bastia. Di level klub, perannya memang tak tergantikan karena bermain pada 31 partai liga.
Pelatih Bastia, Frédéric Hantz mengungkapkan, kemampuan Thauvin memang sudah tercium sejak ia datang dua tahun lalu. "Ia punya bakat luar biasa, dan saya yakin akan menjadi bintang besar Perancis. Kaki kiri dan kanannya sangat kuat, dan visi bermainnya juga di atas rata-rata. Saya pikir dia sudah saatnya bermain di sebuah tim besar," ucapnya.
Thauvin sendiri berharap kariernya di timnas akan terus berlanjut. "Mimpi setiap pemain adalah tampil di putaran final piala dunia, dan semoga saya bisa merealisasikan mimpi itu secepatnya," tegas pemuda berpostur 179 cm tersebut.