TRIBUNNEWS.COM, LONDON - AndreVillas-Boas saat ini seolah sedang mengarungi peraian yang belum terpetakan. Untuk pertama-kali sepanjang kariernya, ia bakal menukangi tim yang sama di musim keduanya.
Pelatih 35 tahun asal Portugal ini memang punya rekor unik. Ia tak pernah menangani tim yang sama dalam rentang dua tahun. Kariernya yang melesat bak roket membuatnya hanya sempat setahun saja menukangi sebuah tim yakni British Virgin Island (1988-1999), Academica (2009-2010), Porto (2010-2011), dan Chelsea (2011-2012).
Untungnya, Villas-Boas sudah melakukan langkah perdana yang brilian untuk "album keduanya" ini di White Hart Lane dengan mendatangkan gelandang Corinthians, Brasil, Paulinho.
Pemain berusia 24 tahun ini terus mengundang decak kagum berkat konsistensi aksi gemilangnya di klub yang bermarkas di Sao Paulo, dan juga di timnas Brasil, terutama saat Piala Konfederasi 2013 lalu.
Simak aksi gemilangnya berikut ini: adalah Paulinho yang mencetak gol dramatis yang membawa kemenangan Corinthians atas Vasco da Gama di perempatfinal Copa Libertadores lalu; adalah pemain kelahiran Sao Paulo, Brasil 25 Juli 1988 ini juga yang tampil gemilang di ajang Club World Cup.
Lantas untuk negaranya, adalah Paulinho yang menyelamatkan muka Selecao lewat golnya ke gawang Inggris untuk uji coba yang berkesudahan 2-2 di Maracana Juni lalu; adalah pemain setinggi 1.82 m ini juga yang kemudian terpilih meraih bola perunggu sebagai pemain terbaik kedua setelah Neymar, dan Andres Iniesta di ajang Piala Konfederasi lalu.
Dan ia memang pantas disanjung seperti itu. Dikenal sebagai pemain yang kuat, dan dinamis, Paulinho adalah tipikal gelandang box to box sejati. Ia kuat dalam bertahan, rajin menekel, dan melumpuhkan lawan, tapi juga berperan besar dalam aspek penyerangan. Ia penyerang kreatif yang kerap jadi solusi pemecah kebuntuan saat lini depan Selecao tumpul. Dua gol dari empat laga di Piala Konfederasi lalu menjadi bukti produktivasnya.
Talenta Paulinho inilah yang coba dimanfaatkan secara maksimal oleh Villas-Boas di White Hart Lane. Demi mengoptimalkan potensi gelandang Brasil itu pula, sang pelatih sepertinya tak ragu untuk mengubah formasi dari 4-4-2, seperti yang diterapkannya musim lalu, menjadi 4-3-3. Formasi 4-3-3 ini sendiri sebenarnya sebuah formasi yang terbilang "tak" laku di Inggris. Bukan karena formasi ini tak bagus tapi lebih karena minimnya pasokan gelandang berkualitas di sana.
Liverpool pada masa jayanya pernah memasang formasi ini lewat trio gelandang masyhur Xabi Alonso- Stevem Gerrard- JavierMascherano. Chelsea juga pernah memasangnya di era Jose Mourinho dulu lewat Claude Makalele, Michael Essien, dan Frank Lampard.
Nah, adanya Paulinho yang kemungkinan disetel bareng dengan Mousa Dembele, dan Sandro di sektor gelandang membuat Villas-Boas tak akan ragu memasang formasi ini. Bagaimana tidak, dengan adanya ketiga pemain hebat itu bisa dibilang mereka punya gelandang yang paling gigih, dan kuat di Premier League.
Trisula maut ini dijamin bakal membentuk pertahanan solid, penuh energi, agresif, dan sekaligus mengancam pertahanan lawan. Mereka bisa membendung serangan lawan, memenangkan penguasaan bola, dan memecah kebuntuan lini depan.
Ketiganya nantinya punya peran masing-masing di lini tengah: Leandro sebagai si tukang angkut air, Mousa Dembele sebagai gelandang bertahan yang mampu membaca permainan, dan dan pastinya Paulinho sebagai gelandang serang berotak playmaker.
Paulinho ibaratnya akan jadi Frank Lampard-nya Tottenham. Ia punya kemampuan untuk tiba-tiba merangsek ke area kotak penalti lawan, atau pun melepaskan tendangan jarak jauh. Kualitasnya tercermin dari statistik dimana ia menghasilkan tujuh gol, dan tujuh assist musim lalu untuk Corinthians.
Kehadiran Paulinho juga akan menghilangkan ketergantungan Spurs pada duo gelandang energik mereka, Dembele, dan Sandro seperti musim lalu.
Ketika itu, keduanya solid berpatroli di lini tengah sampai Sandro cedera parah di awal musim. Sialnya, dua pemain pengganti Tom Huddlestone, dan Scott Parket tak bisa menyamai mobilitas, kegigihan, dan kecepatan sang gelandang hingga lini tengah Spur pun timpang. Kini, dengan hadirnya Paulinho, sekalipun satu dari kedua gelandangnya cedera, Spurs dijamin bakal tetap seimbang. (Tribunnews/den)
Data Diri
Nama: José Paulo Bezerra Maciel Júnior
Tanggal lahir: 25 Juli 1988 (24 tahun)
Tempat lahir: Sao Paulo, Brasil
Tinggi 1,82 m
Posisi: Gelandang
Informasi klub
Klub saat ini: Tottenham Hotspur
Nomor: 17
Karier junior
2004-2005 Pao de Açúcar
Karier senior
2006 Pao de Açúcar 0 (0)
2006-2007 FC Vilnius 38 (5)
LKS 2007-2008 Lódz 17 (0)
2008-2009 Pao de Açúcar 39 (7)
2009-2010 Bragantino 28 (6)
2010-2013 Korintus 86 (20)
2013 - Tottenham Hotspur 0 (0)
Tim Nasional
2011 - Brasil 17 (5)