TRIBUNNEWS.COM - Mantan tulang punggung Liverpool, Dietmar Hamann, menyempatkan diri berinteraksi dengan ratusan pelajar SMPN 16, Palmerah Barat, Jakarta Barat, Kamis (18/7) pagi.
Ia ikut serta dalam program Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau CSR Standard Chartered Bank Indonesia untuk mengetaskan kebutaan dan kerusakan mata yang menjadi masalah kesehatan dunia.
Didi, begitu biasa Dietmar Hamann disapa, berbagi cerita dengan sejumlah jurnalis, termasuk Berita Kota Super Ball. Ia antusias mendampingi pemeriksaan mata anak- anak melalui kampanye 'Seeing is Believing'.
Didi masuk rombongan Liverpool yang dijadwalkan menggelar pertandingan persahabatan melawan Indonesia XI, Sabtu (20/7).
Wartawan (W): Sewaktu penyambutan di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu (17/7) siang, ada begitu banyak Liverpudlian. Bagaimana Anda memandang antusias pendukung Liverpool di Indonesia?
Dietmar Hamann (DM): Liverpool sangat antusias datang kesini. Sebagai klub yang mendunia, Liverpool tidak hanya memiliki banyak suporter di Indonesia. Namun, Indonesia termasuk empat besar yang mendukung tim ini. Memberikan semangat tersendiri untuk berkiprah lebih bagus lagi. Satu hal yang menyemangati."
W: Mengenai pertandingan melawan Indonesia XI?
DM: Saya tidak tahu banyak. Tapi sebagai negara besar saya pikir Indonesia punya banyak talenta. Di usia emas, semoga suatu saat nanti kita bisa lihat Indonesia bermain di Piala Dunia."
W: Bagaimana peluang Liverpool musim depan?
DM: "Liverpool sudah bermain bagus pada musim lalu. Semoga musim ini bisa bertengger di empat besar sehingga musim depan bisa tampil di Liga Champions. Saya berharap supaya mereka rutin berada di papan atas. Setelah itu baru bicarakan soal gelar juara. Tambahan pemain tentu akan meningkatkan kualitas tim. Sejauh ini pemain yang didatangkan cukup menjanjikan. Tetapi klub butuh pemain besar."
W: Arti penting pernah menjadi bagian Liverpool?
DM: "Tentu sebuah penghormatan bisa memperkuat klub besar seperti Liverpool. Bagaikan sebuah mimpi. Menyenangkan bisa tampil bersama pemain-pemain hebat."
W: Mengapa Anda bersedia menjadi perwakilan klub untuk kegiatan non-profit seperti ini?
DM: "Kembali ke 'lapangan' dengan sosok yang berbeda seperti ini juga memberikan kesempatan untuk bisa bertemu dengan banyak orang lagi, termasuk anak-anak. Selain itu, kegiatan semacam ini menghadirkan peluang agar berkontribusi dengan sesama atau komunitas."
W: Siapa pemain yang paling sulit Anda hadapi ketika masih aktif?
DM: "(Patrick) Vieira. Dia begitu tangguh. Sangat cepat, taktis, simpel, dan memiliki akurasi umpan yang tepat. Fisiknya juga menunjang permainannya di tengah."
W: Rafael Benitez, yang membawa Liverpool menjuarai Liga Champions 2005, kini melatih Napoli. Saat itu, Anda ikut andil berjuang di lapangan. Menurut Anda, apakah Benitez bisa meraih sukses di Seri A Italia?
DM: "Tentu saja. Dengan rekor yang ia miliki, saya optimistis dia bisa meraih sukses. Anda harus menghargai nama besar Napoli. Hasil dia ketika melatih Chelsea pun tidak begitu buruk. Satu gelar Liga Eropa."
W: Musim ini, Bayern tidak lagi bersama Jupp Heynckes, pelatih yang mengantarkan tim meraih tiga gelar musim lalu. Kursi pelatih diisi Guardiola. Apa Anda yakin Bayern bisa mempertahankan prestasi?
DM: "Ya tentu yakin. Menurut saya mereka (Bayern) akan melakukannya (treble winners) lagi di tahun ini dan dia (Guardiola) bisa sukses disana."
W: Apa saran Anda untuk anak-anak Indonesia yang mengejar cita-cita menjadi pesepak bola profesional?
DM: "Sepak bola adalah olahraga yang bisa mengajarkan semua orang untuk bersikap sportif. Mereka harus menunjukkan respek kepada teman dan lawan. Setelah itu kerja keras. Menikmati sepak bola. Sepak bola permainan mudah, jadi jangan dipersulit. Berkomunikasilah dan bekerja sama sebagai sebuah tim." eko priyono
Selengkapnya di edisi cetak Berita Kota Super Ball