TRIBUNNEWS.COM - Pemain belakang Persija Jakarta, Syahrizal, punya pengalaman buruk ketika merayakan Idul Fitri di Paraguay.
Pengalaman itu tidak ingin diulangi lagi oleh pemain kelahiran, Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam, 2 Oktober 1993, itu.
"Saya pernah puasa dan Lebaran saat mengikuti pendidikan di Paraguay mulai 2008 sampai 2011. Itu program latihan kerjasama Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, dengan pemerintah Paraguay," kata Syahrizal kepada Berita Kota Super Ball, Rabu (31/7).
Selama rentang itulah, pemain bernomor punggung 33 tersebut menjalani puasa dan Lebaran di Paraguay. Syahrizal mengaku sedih menjalani puasa dan Lebaran di negara yang mayoritas penduduknya nonmuslim tersebut.
"Bersama 30 teman yang mengikuti program itu, saya menjalankan salat tarawih dan shalat Idul Fitri di masjid yang terletak di pusat kota bersama orang-orang Lebanon. Setelah salat, kami kembali ke hotel untuk istirahat atau ke mall untuk makan," ujar Syahrizal.
Sedangkan saat merayakan Idul Fitri di Paraguay, Syahrizal tidak bisa menikmati makanan ala Indonesia, seperti ayam opor, lontong sayur, sambal kentang, dan rendang.
"Kalaupun bisa makan makanan Lebaran ala Indonesia itu, ya setelah dikirim dari KBRI di Argentina. Di Paraguay tidak ada KBRI, jadi kalau tidak ada kiriman makanan dari KBRI di Argentina, saya makan makanan ala Lebanon yang rasanya aneh gitu. Makanan mereka serba daging, seperti kebab," tutur Syahrizal.
Selain masalah makanan, Syahrizal enggan berlebaran di negara orang karena suasan Lebaran yang tidak menyenangkan hatinya. "Jauh dari orangtua dan adik-adik membuat suasana Lebaran tidak enak," kata Syahrizal.
Selengkapnya di edisi cetak Berita Kota Super Ball