TRIBUNNEWS.COM, LAMPINEUNG - Arema LPI menganggap kekalahan 5-1 dari Persiraja Banda Aceh di Stadion H Dimurtala Lampineung, Rabu (11/9/2013) kemarin disebabkan ulah wasit. Keputusan pengadil lapangan ini sering berpihak kepada tim tuan rumah.
Diantaranya keputusan memberi hadiah penalti kepada Persiraja di menit 10. Keputusan inilah yang menyebabkan mental anak asuh Abdurahman Gurning drop sehingga kalah 5-1.
Direktur Operasional Arema LPI, Haris Fambudy mengungkapkan manajemen belum berencana melaporkan wasit ke Komite Wasit. Bagi Arema LPI, melanjutkan kompetisi lebih penting daripada mengurus masalah non-teknis.
“Kami taat kepada keputusan LPIS, dan siap menyelesaikan kompetisi,” kata Haris kepada Surya Online (Tribun Network), Kamis (12/9/2013).
Pria berambut gondrong ini mengakui kekalahan ini sangat mengecewakan manajemen. Tapi, manajemen menyadari kondisi pemain selama bertanding. Menurutnya, penampilan Legimin Raharjo dkk tidak mengecewakan. Pemain sudah menjalankan instruksi pelatih. Penampilan buruk pemain disebabkan mentalnya drop.
“Mau dievaluasi apanya. Tim tuan rumah mau menang dengan cara-cara seperti itu,” tambahnya.
Manajemen dan pelatih tetap akan mengevaluasi penampilan tim. Tapi, evaluasi tidak akan digelar di Aceh. Arema LPI masih harus melakoni laga away kontra PSLS Lhokseumawe, Sabtu (14/9/2013). Menurutnya, manajemen dan tim pelatih tidak akan melakukan evaluasi sebelum laga tersebut. Evaluasi baru akan dilakukan setelah tim kembali ke Malang. Dia khawatir evaluasi hanya akan menambah beban pemain.
Dia keseriusan Singo Edan menyelesaikan kompetisi tidak diganggu dengan keputusan wasit yang kurang adil. Menurutnya, pengelola kompetisi harus memperbaiki kualitas wasit. Banyak klub yang sudah mengeluhkan kepemimpinan wasit di lapangan.
“Wasit berkuasa penuh di pertandingan. Saya harap keputusan wasit tidak merugikan salah satu pihak,” terang Haris.