Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
TRIBUNNEWS.COM – Meski Persebaya Surabaya 1927 menjadi salah satu tim andalan di Liga Prima Indonesia (LPI), namun tidak membuat tim berjuluk Bajul Ijo itu mendapat keistimewaan. Bahkan saat ini, Persebaya mulai tidak percaya terhadap operator LPI, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
"Kami mulai tidak percaya dengan liga ini, baik PT LPIS, terutama wasit dan perangkat pertandingannya," kata Surahman, sekretaris Persebaya Surabaya Sabtu (14/9/2013).
Ini menyusul kekecewaan Persebaya usai dikalahkan tuan rumah Persepar Palangkaraya dengan skor 2-3, Rabu (11/9/2013) lalu.
Bahkan menurut Surahman, pihaknya telah mengajukan protes resmi terhadap kepemimpinan wasit dan perangkat pertandingan pada laga tersebut. "Kami telah kirimkan surat protes pada PSSI. Kejadian ini telah berkali-kali dialami oleh tim kami," kata Surahman.
Protes tersebut didasari banyak kejanggalan dalam pertandingan yang digelar di Stadion Tuah Pahoe itu. Terutama kepemimpinan wasit Abdul Malik asal Samarinda.
Dalam pertandingan tersebut Mat Halil dan kawan-kawan sempat unggul dua kali, melalui gol yang dicetak Andik Vermansyah dan Han Ji-ho. Namun akhirnya Persebaya harus pulang tanpa poin, setelah kalah 2-3 akibat Persepar mendapat dua penalti dari wasit Abdul Malik.
Penalti itu diberikan saat pertandingan sudah memasuki menit ke-110, sedangkan wasit tak segera meniup peluit panjang. Baru setelah penalti itu, wasit mengakhiri pertandingan.