News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Islamic Solidarity Games 2013

Prediksi Indonesia U-23 vs Maroko U-23

Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain timnas U-23, Fandi Eko Utomo

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Timnas sepakbola Indonesia memiliki kesempatan emas mengukir sejarah dalam pentas Islamic Solidarity Games (ISG) ke-III yang berlangsung di Palembang, malam ini.

Berhasil melaju ke partai final, Kurnia Mega dan kawan-kawan bertekad menjadi yang terbaik saat bertemu Timnas Maroko, saat bertemu di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Minggu (29/9) pukul 19.30 WIB live RCTI.

Head Coach Timnas Indonesia U-23, Rahmad Darmawan menyatakan keberhasilan timnya lolos ke partai final ini benar-benar diluar dugaan. Pasalnya, sejak awal target Garuda Muda ini hanya untuk menambah pengalaman dan jam terbang, sebelum menuju target sebenarnya yakni SEA Games Myanmar pada Desember mendatang.

"Kita tidak menduga kalau hasilnya seperti ini (lolos final). Semuanya tahu kalau sebelum masuk babak semifinal, kita sempat melakukan beberapa pola berbeda dalam setiap pertadingannya. Semua itu dilakukan untuk mencari pola terbaik, dan hasilnya ternyata anak-anak mampu menerapkannya dengan baik," katanya dalam konfrensi pers di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Sabtu (28/9/2013).

Pelatih yang akrab disapa RD ini menyatakan hanya berusaha memaksimalkan komposisi pemain yang ada sebaik mungkin. Khusus melawan Turki pada babak semifinal kemarin, pihaknya sengaja menempatkan empat gelandang bertahan sekaligus untuk menahan gempuran lawan yang memang handal dalam bola-bola atas.

"Sekarang pola permainan yang saya kehendaki mulai terbentuk, tapi tetap anak-anak tidak boleh terlena," ujar RD.

Ibaratnya sudah terlanjur basah lolos ke partai final, mantan Pelatih Sriwijaya FC ini pun berjanji tidak akan melakukan rotasi seektrim pada laga-laga sebelumnya. Kemungkinan besar dia akan tetap mengandalkan pemain-pemain yang pertama kali diturunkan saat melawan Maroko pada 19 September lalu. Tinggal lagi melakukan pergantian pemain, yang memang dirasa perlu dilakukan guna menyeimbangkan tim.

"Pemain-pemain yang kita turunkan lawan Maroko kemarin, memiliki organisasi permainan yang baik tapi pertahanannya masih kurang. Makanya akan saya kombinasikan dengan tim yang kita turunkan saat lawan Palestina kemarin," terangnya.

Pelatih Maroko, Benabich Hassan menegaskan keberhasilannya lolos ke partai final dan kembali bertemu Indonesia, bisa dibilang hasil mengejutkan. Menelan kekalahan (0-1) dari Indonesia pada pertemuan pertama lalu, jelas menjadi pelajaran berharga bagi timnya. Kurangnya jedah istirahat setibanya dari Maroko menuju ke Indonesia, jelas menjadi kendalaa tersendiri bagi anak-anak asuhnya waktu itu.

"Kami memulai pertandingan dengan kekalahan lawan Indonesia. Namun di laga berikutnya, kondisi pemain kita sudah stabil, dan hasilnya kita menang (3-1) lawan Palestina. Sekarang bertemu lagi dengan Indonesia, jelas ini sebuah kejutan," katanya.

Pasalnya, kedua tim dipastikan sudah mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing. Terlebih pihaknya juga akan menyangsikan kalau suporter Indonesia akan kembali sepi dalam partai final nanti. Artinya selain mewaspadai motivasi para pemain Indonesia, dukungan dari ribuan suporter tuan rumah juga pastinya akan menggetarkan mental anak-anak asuhnya.

“Kita hanya memiliki waktu untuk berbenah dan saya harap pemain siap menghadapi itu,” terangnya.

Timnas sepakbola Indonesia memiliki kesempatan emas untuk mengukir sejarah dalam pentas Islamic Solidarity Games (ISG) ke-III yang berlangsung di Palembang kali ini. Berhasil melaju ke partai final, Kurnia Mega dan kawan-kawan bertekad menjadi yang terbaik saat bertemu Timnas Maroko, saat bertemu di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Minggu (29/9) pukul 19.30 WIB live RCTI.

Head Coach Timnas Indonesia U-23, Rahmad Darmawan menyatakan keberhasilan timnya lolos ke partai final ini benar-benar diluar dugaan. Pasalnya, sejak awal target Garuda Muda ini hanya untuk menambah pengalaman dan jam terbang, sebelum menuju target sebenarnya yakni SEA Games Myanmar pada Desember mendatang.

"Kita tidak menduga kalau hasilnya seperti ini (lolos final). Semuanya tahu kalau sebelum masuk babak semifinal, kita sempat melakukan beberapa pola berbeda dalam setiap pertadingannya. Semua itu dilakukan untuk mencari pola terbaik, dan hasilnya ternyata anak-anak mampu menerapkannya dengan baik," katanya dalam konfrensi pers di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Sabtu (28/9/2013).

Pelatih yang akrab disapa RD ini menyatakan hanya berusaha memaksimalkan komposisi pemain yang ada sebaik mungkin. Khusus melawan Turki pada babak semifinal kemarin, pihaknya sengaja menempatkan empat gelandang bertahan sekaligus untuk menahan gempuran lawan yang memang handal dalam bola-bola atas.

"Sekarang pola permainan yang saya kehendaki mulai terbentuk, tapi tetap anak-anak tidak boleh terlena," ujar RD.

Ibaratnya sudah terlanjur basah lolos ke partai final, Mantan Pelatih Sriwijaya FC ini pun berjanji tidak akan melakukan rotasi seektrim pada laga-laga sebelumnya. Kemungkinan besar dia akan tetap mengandalkan pemain-pemain yang pertama kali diturunkan saat melawan Maroko pada 19 September lalu. Tinggal lagi melakukan pergantian pemain, yang memang dirasa perlu dilakukan guna menyeimbangkan tim.

"Pemain-pemain yang kita turunkan lawan Maroko kemarin, memiliki organisasi permainan yang baik tapi pertahanannya masih kurang. Makanya akan saya kombinasikan dengan tim yang kita turunkan saat lawan Palestina kemarin," terangnya.

Pelatih Maroko, Benabich Hassan menegaskan keberhasilannya lolos ke partai final dan kembali bertemu Indonesia, bisa dibilang hasil mengejutkan. Menelan kekalahan (0-1) dari Indonesia pada pertemuan pertama lalu, jelas menjadi pelajaran berharga bagi timnya. Kurangnya jedah istirahat setibanya dari Maroko menuju ke Indonesia, jelas menjadi kendalaa tersendiri bagi anak-anak asuhnya waktu itu.

"Kami memulai pertandingan dengan kekalahan lawan Indonesia. Namun di laga berikutnya, kondisi pemain kita sudah stabil, dan hasilnya kita menang (3-1) lawan Palestina. Sekarang bertemu lagi dengan Indonesia, jelas ini sebuah kejutan," katanya.

Pasalnya, kedua tim dipastikan sudah mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing. Terlebih pihaknya juga akan menyangsikan kalau suporter Indonesia akan kembali sepi dalam partai final nanti. Artinya selain mewaspadai motivasi para pemain Indonesia, dukungan dari ribuan suporter tuan rumah juga pastinya akan menggetarkan mental anak-anak asuhnya.

“Kita hanya memiliki waktu untuk berbenah dan saya harap pemain siap menghadapi itu,” terangnya.(darwin sepriansyah/sriwijaya post)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini