Laporan Wartawan Surya, Zainuddin
TRIBUNNEWS.COM - Nasib pemain Persema semakin tak jelas. Manajemen Persema tak juga mengumumkan pembubaran tim setelah menggelar pertemuan internal beberapa waktu lalu.
Kapten tim Persema, Agung Dwijaksono mengaku kesulitan menghubungi manajemen. Padahal selama ini komunikasi antara manajemen dengan pemain melalui kapten tim. Menurutnya, sejak Laskar Ken Arok mendapat sanksi dari PSSI turun ke kasta terendah, manajemen semakin sulit dihubungi.
“Pengurusnya hilang semua. Saya belum tahu kapan ada pertemuan antara pemain dengan manajemen,” kata Agung kepada Surya Online (Tribunnews.com Network), Senin (30/9/2013).
Pemain asal Batu ini pun mengaku tidak tahu kabar teman-temannya. Selama tim libur latihan, pemain tidak pernah berkumpul. Menurutnya, sebagaian pemain memang sudah memperkuat tim lain. Bahkan ada yang bermain di tim Divisi Satu nasional. Tapi, Agung tidak tahu siapa saja temannya yang sudah bergabung di tim lain.
Informasi yang dihimpun Surya Online (Tribunnews.com Network), beberapa pemain memilih bermain bersama di turnamen antar kampung alias tarkam. Maklum mereka tidak menerima gaji dari Persema selama tujuh bulan. Pendapatan dari tarkam inilah yang digunakan pemain untuk bertahan.
“Kalau saya hanya di rumah saja. Saya hanya menunggu kabar dari manajemen,” tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, Pjs CEO Persema, Dito Arif mengaku tidak tahu jadwal pertemuan antara manajemen dengan pemain. Manajemen menyerahkan penjadwalan rencana pertemuan kepada manajer tim, Patrick Theo Tarigan.
Tapi Dito tidak dapat memastikan apa manajemen akan menggelar pertemuan dengan pemain atau tidak. Apalagi Komisi Disiplin (Komdis) baru saja menghentikan Liga Prima Indonesia (LPI) 2013.
“Kalau begitu, bisa saja tidak ada pertemuan dengan pemain,” kata Dito singkat.