TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pemain Sepakbola Nasional Indonesia (APSNI), Rabu (2/10/2013) siang bersilaturahmi dengan Maulwi Saelan.
APSNI yang dipimpin oleh ketuanya, Mundari Karya, mengunjungi salah satu legenda hidup sepakbola Tanah Air itu di ruangan kerjanya di kompleks Al Azhar, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Walau sudah terbilang 'uzur' namun Maulwi Saelan masih aktif melakukan aktivitas kesehariannya di dunia sosial dan pendidikan.
Maulwi Saelan, yang juga pernah memimpin PSSI, adalah panutan yang berharga bagi sepakbola nasional.
"Bisa menjadi pemain sepakbola terkenal adalah sebuah kebanggaan. Menjadi pemain nasional, sebuah kehormatan. Kebanggaan dan kehormatan itu yang mestinya dapat dipertahankan," demikian antara lain dikemukakan Maulwi Saelan.
Kepada Mundari Karya dan beberapa pengurus APNSI yang menemuinya, antara lain Oyong Liza, Tumpak Sihite, Rully Nere, David Sulaksmono dan Eddy Syah Putra, Maulwi Saelan menitip pesan agar para pemain muda saat ini pandai-pandai dalam menata hidupnya.
"Mungkin saja sekarang ini menjadi pemain nasional lebih mudah," kata Maulwi Saelan.
"Tetapi, mereka juga harus sudah memikirkan kehidupannya setelah tidak lagi menjadi pemain nasional nanti," tegasnya.
Salah satu peran APSNI adalah turut berupaya meningkatkan kesejahteraan para pemain dan mantan pemain nasional. APSNI termasuk salah satu asosiasi yang sudah dilegalisasi oleh PSSI, sehingga memperoleh hak suara untuk Kongres PSSI mendatang