TRIBUNNEWS.COM, REYKJAVIK - Emosi Eidur Gudjhonsen begitu bergejolak jelang leg pertama babak playoff Piala Dunia 2014 melawan Kroasia di Laugardalsvollur, Reykjavik, Sabtu (16/11) dinihari. Gudjohnsen sangat berambisi mendapat kesempatan untuk pertama kalinya bermain di turnamen sebesar Piala Dunia.
Gudjohnsen ibarat pemain nomor satu di Islandia jika melihat rekam jejaknya di persepakbolaan Eropa. Sepanjang kariernya, Gudjohnsen pernah berseragam PSV Eindhoven, Chelsea, dan Barcelona.
Penyerang yang sekarang merumput di Belgia bersama Club Brugge juga pernah meraih gelar bersama PSV, Chelsea, dan Barcelona, baik di kompetisi domestik maupun internasional.
Namun bagi pria 35 tahun tersebut, kariernya tidak akan lengkap tanpa Piala Dunia. Menjelang akhir kariernya, Gudjohnsen tidak ingin seperti Ryan Giggs yang disebut sebagai salah satu pemain terbaik di dunia tapi belum pernah tampil di Piala Dunia.
"Saya tidak pernah memenangkan apa yang dimenangkan Ryan Giggs, namun saya ingin melebihi dia dengan membawa Islandia ke Rio (de Janeiro, Ibu Kota Brasil)," tutur Gudjohsen dikutip the Guardian.
Islandia yang populasinya kurang dari 300.000 jiwa untuk pertama kalinya menembus babak playoff. Islandia pun sekarang hanya berjarak 180 menit dalam laga kontra Kroasia untuk menjadi negara terkecil di dunia yang pernah menembus Piala Dunia, menyingkirkan Trinidad dan Tobago (2006).
Kapasitas Stadion Laugardalsvolllur hanya mampu menampung 9.800 penonton, namun atmosfer pertandingan nanti akan dipenuhi antusiasme tinggi. Sebagai gambarannya, tiket pertandingan Islandia melawan Kroasia di stadion ini habis terjual hanya dalam hitungan tiga jam sejak pertama kali dirilis.
Selain itu, jumlah calon penonton yang ingin membeli tike mencapai tiga kali dari kapasitas stadion, atau sekitar 10 persen dari populasi negara di kawasan Skandinavia tersebut.
Otak di balik kesuksesan Islandia mendekatkan diri dengan sejarah adalah Lars Lagerback, pria Swedia yang pernah mengantarkan negaranya dan Nigeria tampil di Piala Dunia. Lagerback merasakan betul situasi yang sedang terjadi di Islandia saat ini yang sangat berharap tim nasional mereka lolos ke Brasil.
"Saya dengar tiket pertandingan terjual habis hanya dalam beberapa jam. Semoga para pemain bisa mengeluarkan kemampuan terbaik pada kesempatan yang mereka berikan sendiri," tutur Lagerback yang menilai kelolosan Islandia ke Piala Dunia akan terasa sangat spesial.
Lagerback memastikan Islandia tidak akan mengubah ciri permainan mereka ketika menjamu Kroasia. Menurut Lagerback timnya akan bersama-sama melihat kekuatan dan kelemahan Kroasia lalu sedikit melakukan penyesuaian strategi.
Lagerback kemudian menekankan pentingnya mencetak gol di Reykjavik dan Zagreb. Selain itu Lagerback ingin timnya memertahankan kemurnian gawang di Reykjavik.
"Saya percaya kepada permainan kami yang pertahanan dan serangannya terorganisir," kata Lagerback kepada Reuters.
Pada faktanya, selama babak kualifikasi pertahanan Islandia sama lemahnya dengan tim terlemah di Grup E, Siprus. Sepanjang kualifikasi gawang Islandia kebobolan 15 kali. Namun demikian, produktivitas gol mereka terbilang terbaik, yaitu 17 gol, sama dengan juara grup, Swiss.
Kubu Kroasia kemungkinan besar akan memanfaatkan ketajaman Mario Mandzukic untuk menembus pertahanan Islandia. Penyerang Bayern Muenchen tersebut akan diplot sebagai penyerang tunggal karena Ivica Olic belum pulih 100 persen dari cedera betis.
Pelatih Kroasia, Niko Kovac, mewaspadai Islandia. Menurut mantan gelandang Bayern Muenchen tersebut, Islandia merupakan tim yang bagus dan memiliki pemain-pemain berpostur tinggi.
Postur menjulang tersebut diyakini Kovac menjadi senjata mereka dalam memanfaatkan set piece dan lemparan ke dalam.
"Mereka sangat teroganisir dan ahli merebut bola sehingga kami harus menghindari memberikan tendangan bebas di posisi-posisi berbahaya," ujar Kovac yang menargetkan mencetak gol di Reykjavik untuk menjaga kans di leg kedua di Zagreb pekan depan.(Tribunnews.com/deo)