News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kualifikasi Piala Dunia 2014

Prediksi Ukraina vs Prancis

Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andriy Yarmolenko

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Memori buruk 1993 membayangi Prancis ketika melakoni leg pertama babak play off Piala Dunia 2014 melawan Ukraina di Olympic Stadium, Kiev, Sabtu (16/11) dinihari. Tim Ayam Jantan berusaha menghapus memori itu dengan meraih kemenangan di Kiev.

Pada 1993, Prancis yang ketika itu dimotori oleh pemain-pemain sekelas Eric Cantona, David Ginola, dan Jean-Pierre Papin tumbang 1-2 di tangan Bulgaria di Stade de France berkat gol Emil Kostadinov pada menit-menit akhir. Kekalahan itu pun mematikan langkah Les Bleus ke Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.

Didier Deschamps yang sekarang menjadi pelatih kepala tim Ayam Jantan menjadi bagian dari skuad asuhan Gerrard Houllier ketika itu. Setelah 20 tahun berlalu, eks kapten Prancis tersebut ternyata masih kerap terbayang kegagalan itu.

"Kejadian itu mungkin terjadi 20 tahun lalu, tapi masih tertanam di otak saya. Saya tidak ingin mengalami hal itu lagi," ungkap Deschamps dikutip oleh Four Four Two.

Agar kegagalan itu tidak terulang, Deschamps menekankan kepada tim pentingnya untuk menghindari rasa cemas yang bisa mengganggu performa mereka di Kiev. Winger Franck Ribery menambahkan pentingnya melepas rasa takut dan mencetak gol di Kiev agar lebih tenang menghadapi leg kedua di Stade de France.

Apa yang diharapkan oleh Deschamps dan Ribery terealisasi. Setidaknya punggawa-punggawa muda Les Blues macam Paul Pogba dan Blaise Matuidi sama sekali tidak memikirkan memori buruk 1993.

"Prancis melawan Bulgaria? Saya sama sekali tidak mengingat apa pun," ujar Pogba dikutip Reuters. "Semenit pun saya tidak pernah memikirkan hal tersebut," tambah Matuidi.

Prancis tidak akan menemui kemudahan dalam meraih kemenangan di Olympic Stadium. Ukraina belum terkalahkan dalam 11 pertandingan, 10 di antaranya diraih di bawah polesan tangan dingin Mikhail Fomenko, yang menjabat sejak Desember 2012.

Kesuksesan Ukraina tidak lepas dari kesolidan lini pertahanan. Saat ini Ukraina melalui tujuh pertandingan beruntun dengan catatan clean sheet.

"Mereka kerap membiarkan sektor sayap lowong dan ini yang harus kita eksploitasi. Mereka tim yang agresif dan memiliki pertahanan solid. Saya sama sekali tidak takut kepada mereka," kata Ribery dikutip Reuters.

Prancis harus mewaspadai agresivitas Ukraina yang mengandalkan duet winger Andriy Yarmolenko dan Yevhen Konoplyanka. Dari tujuh pertandingan terakhir, Ukraina sudah menggelontorkan 24 gol. Dalam rentang itu mereka mencetak 17 gol ke gawang San Marino dalam dua pertandingan.

"Saya ingin memiliki seorang gelandang bertahan yang berdiri di depan saya. Hal ini penting untuk menyikapi pada full back yang gemar maju dan juga untuk menangkal serangan balik," kata bek Perancis Laurent Koscielny.

Pemain Arsenal itu mendapatkan apa yang dia inginkan. Koscielny yang kemungkinan besar akan diduetkan dengan Eric Abidal atau Raphael Varane akan mendapatkan dukungan dari Pogba yang semakin bersinar di Juventus.

Belakangan ini Pogba kerap dimainkan sebagai gelandang serang di Juventus, namun Deschamps membutuhkan dirinya sebagai gelandang bertahan.

"Di Les Blues tugas saya adalah lebih bertahan. Saya tidak punya pilihan, tapi saya senang bermain untuk tim ini," ungkap eks Manchester United tersebut.(Tribunnews.com/deo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini