TRIBUNNEWS.COM – Timnas Indonesia bertanding dalam kondisi serba terbatas saat menjamu Irak lanjutan Pra Piala Asia 2015 Grup C, Selasa (19/11/2013) malam. Timnas Garuda bermain tanpa dukungan penonton, menyandang status juru kunci, dan rencana pencopotan Jacksen F Tiago dari kursi pelatih.
Timnas Indonesia mengoleksi nilai satu poin dari empat pertandingan. Secara matematis, sulit mengejar peringkat dua teratas untuk lolos ke putaran final Piala Asia 2015. Satu-satunya harapan via jalur peringkat tiga terbaik.
Namun Indonesia harus menang pada dua laga terakhir termasuk saat melawat ke Arab Saudi di laga pamungkas, 5 Maret 2014. Mengumpulkan enam poin sisa pun akan sia-sia jika Libanon yang kini memimpin klasemen tim peringkat tiga teratas berhasil meraih tiga poin tambahan.
Poin maksimal Indonesia tujuh, sedangkan Libanon bisa meraih 11 angka. Hitung-hitungan peluang ke putaran final dan harapan berprestasi ikut mendongkrak tekanan Timnas Garuda. Jacksen meminta anak asuhnya tidak terbebani. Main lepas tanpa memikirkan hasil akhir diyakini menjadi kunci untuk sukses.
"Selama masa persiapan, saya tidak pernah bilang harus main menang, imbang, atau kalah. Saya selalu siapakan yang terbaik. Ada dua situasi yang menjadi fokus usai melawan China, Jumat (15/11)," kata Jacksen, Senin (18/11).
"Pertama arahkan fokus terhadap besar dan kecil harapan lolos (ke putaran final Piala Asia). Atau lihat yang lebih besar lagi, yaitu mengejar kemenangan untuk perbaiki ranking FIFA. Kami pilih yang kedua," tambah pelatih yang kemungkinan besar akan digantikan oleh Alfred Riedl usai bertemu Irak.
Menurut Jacksen, memikirkan peluang untuk lolos hanya menyisakan beban. Sebagus apapun konsep, tidak akan maksimal jika pemain terkekang. Terlalu kaku. Ia ingin pemainnya bebas berekspresi.
Sementara itu, asisten pelatih Irak Kareem Salman menyebut duel melawan Indonesia menentukan peluang timnya ke putaran final. Irak akan menurunkan komposisi pemain muda dengan senior.
Beberapa pemain seperti Ali Adnan, Ali Fayez, Humam Tareq, atau Muhammed Jabbar Arebat, ikut mengantarkan Irak U-20 menduduki empat besar Piala Dunia U-20 2013, 21 Juni - 13 Juli, di Turki.
Singa Mesopotamia—julukan Irak—kini tengah mencari cara untuk menutup absennya kapten dan penyerang Younis Mahmoud. Pahlawan Irak saat menjuarai Piala Asia 2007 di Jakarta absen karena akumulasi kartu kuning. Pada pertemuan pertama di Uni Emirates Arab, Garuda kalah 0-1.
Laga Indonesia vs Irak akan dipimpin wasit asal Uzbekistan, Ravshan Irmatov. Indonesia selaku tuan rumah akan memakai jersey berwarna merah–putih–merah, sementara Irak memakai jersey putih–putih–putih.
Pertandingan tidak dapat disaksikan penonton, karena PSSI sedang mendapatkan hukuman dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menggelar pertandingan tanpa penonton. Namun, AFC memberikan keringanan kepada PSSI supaya dapat mengundang tamu undangan sebanyak 500 orang dan diliput media sebanyak 150 orang. (Warta Kota/eko)