Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Hendra Kusuma
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Yohanis Nabar memiliki motivasi tersendiri, ketika manajemen Sriwijaya FC menghubunginya dan mengajaknya bergabung. Kendati ada beberapa tawaran dari klub lain menghampiri, dia memutuskan memilih bergabung bersama Laskar Wong Kito.
"Sebelum itu ada juga beberapa klub yang menghubungi, tapi mereka tidak serius, sementara SFC sangat serius," ungkap pria yang akra disapa Anis kepada Sripoku.com, Sabtu (30/11/2013).
Anis mengaku sudah lama mengagumi permainan Sriwijaya FC. Tak hanya statusnya sebagai klub juara, melainkan juga karena banyak pemain yang kemudian berkembang dan naik daun ketika memperkuat SFC.
"SFC saya pikir bagus untuk karier saya. Di sini ada pemain berpengalaman seperti Bang Ponaryo, dan jika tidak hengkang ada juga Bang Ferry Rotinsulu. Saya kagum dengan mereka, dan ingin banyak belajar," tutur Anis.
Anis adalah pemain muda berbakat yang dimiliki Papua. Dia bagian dari tim PON Papua yang berlaga di PON Riau 2012. Sejatinya, Anis berposisi sebagai winger ketika di babak penyisihan, namun menjelang final, seiring cederanya beberapa pemain penting, dia kemudian didorong ke depan.
"Makanya saya tidak keberatan ketika dipasang di winger ataupun menjadi penyerang," jelas Anis.
Anis awalnya bergabung bersama Paradise, klub lokal Papua, di Sentani. Ketika duduk di SMP kelas 3 pada usia 15 tahun, dia bergabung bersama beberapa pemain seperti Ferinando Pahabol di Tim PON Papua, setelah itu, ia bergabung dengan Persidafon. Anis mengakui, motivasinya bermain sepak bola karena dorongan kakaknya, Rizal, juga Boaz Salossa.
"Saya rasa Boaz adalah idola dan inspirasi bagi anak Papua untuk bermain sepak bola," cetus Anis yang mengaku kaget ketika mendapatkan telepon dari Subangkit. (*)