Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, NAYPYITAW - Pelatih Timnas Indonesia U-23, Rahmad Darmawan, telah belajar dari pengalaman. Kekalahan di dua pertandingan sebelunya melalui tendangan adu penalti membuat pelatih berusia 46 tahun itu belajar.
Skuat Garuda Muda takluk dari Malaysia U-23 melalui pertandingan adu penalti dalam pertandingan final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, di SEA Games XXVI/2011, Jakarta-Palembang.
Kekalahan kedua melalui drama tendangan adu penalti, terjadi saat bertanding menghadapi Maroko dalam pertandingan final di ajang Islamic Solidarity Games (ISG) III di Palembang pada September 2013.
“Kami punya pengalaman penalti di ISG dan ini sangat berguna. Berbeda dengan di SEA Games lalu, saat itu beberapa pemain menolak disuruh ambil penalti. Hari ini semuanya justru antusias,” kata RD.
“Alhamdulillah, karena hari ini kami ke final. Kami tahu Malaysia adalah tim kuat terutama di babak kedua, kami bersyukur bisa mengalahkan mereka,”.
Timnas Indonesia U-23 menunggu pemenang di pertandingan semifinal lainnya antara Thailand menghadapi Singapura di Zeyar Thiri Stadium, Naypyitaw, Kamis (19/12/2013).
Pertandingan final dilangsungkan di Zeyar Thiri Stadium, Naypyitaw, Sabtu (21/12/2013).
Di final, Indonesia akan menghadapi pemenang laga semifinal lainnnya, Singapura kontra Thailand, yang hingga saat ini masih berlangsung. Partai final itu akan dilangsungkan di Stadion Zayyarthiri, Sabtu (21/12/2013).