Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deny Budiman
TRIBUNNEWS.COM - Banyak yang sempat bertanya-tanya, kenapa Chelsea begitu berani menggelontorkan uang sampai 32 juta pound atau sekitar Rp 547,9 miliar untuk menggaet Willian dari Shakhtar Donetsk. Aksi gemilang Willian menjadi jawaban dari segala pertanyaan tersebut.
Chelsea harus bekerja sangat keras untuk bisa mendapatkan gelandang bernama lengkap Willian Borges Da Silva ini. The Blues bersaing dengan Liverpool, dan Tottenham Hotspurs. Bahkan, Spurs dan Chelsea sama-sama menawarkan harga yang serupa yakni Rp 547,9 miliar untuk sang gelandang. Untung akhirnya Willian memilih kubu Chelsea, dan resmi pindah pada 25 Agustus 2013.
Para penggemar The Blues pun penasaran, ingin tahu seperti apa gerangan kehebatan pria berumur 25 tahun yang berambut gimbal ini. Pelatih Chelsea, Jose Mourinho pun langsung menurunkannya jadi starter dalam debutnya melawan FC Basel pada 18 September di ajang Liga Champions. Di partai yang berakhir dengan kekalahan The Blues 1-2 tersebut, Willian tampil 76 menit sebelum digantikan Juan Mata.
Setelah itu, entah kenapa ia beberapa kali disimpan sebagai cadangan. Karenanya, banyak yang memperkirakan Willian menjadi salah satu pembelian gagal, dan diprediksi tak akan bersinar di London. Prediksi itu tentunya tak sepenuhnya benar karena faktanya ia tak diberi kesempatan penuh untuk menunjukkan talentanya.
Sepertinya, Mourinho memang memberi kesempatan kepada Willian untuk beradaptasi lebih lama. Terbukti kemudian, setelah bulan November, ia hampir selalu menjadi starter dimana dari sepuluh laga Chelsea, ia tampil selama sembilan kali.
Pertanyaannya kemudian, kenapa Mourinho menjadikan Willian starter, dan mengesampingkan para gelandang berkualitas lain seperti Juan Mata, Andre Schurrle, dan Kevin De Bruyne?
Satu kelebihan Willian, yang mungkin belum disadari para penggemar The Blues adalah, ia punya kemampuan bertahan yang sangat mumpuni. Ini memang anomali mengingat biasanya para pemain asal Brasil justru keistimewaannya terletak pada kemampuannya dalam menyerang, dan lemah dalam bertahan. Tengok saja misalnya Ronaldinho, Coutinho, Ganso dan lain-lain.
Willian adalah perkecualian. Ia kuat dalam menyerang, juga hebat dalam bertahan. Setelah membantu penyerangan, Willian tak pernah lupa kembali ke posnya, dan ikut membantu pertahanan. Ia juga rajin meneror musuh yang sedang membawa bola, dan terkadang juga melepaskan tekel mulus.
Salah satu alasan Mourinho tak begitu suka Juan Mata lantaran gelandang asal Spanyol ini lemah dalam pertahanan. Willian sebaliknya, dimana ia begitu ngotot mempertahankan wilayahnya.
Ditunjang kemampuan tekniknya yang di atas rata-rata, Willian sangat jarang kehilangan bola, yang berarti ia membantu prosentase penguasan bola Chelsea secara keseluruhan.
Tak seperti Mata, dan Andre Schurrle yang kerap ingin menusuk pertahanan lawan, Willian lebih cenderung untuk menahan dulu laju bola, menunggu dulu para penyerang Chelsea mendapatkan posisi tepat, sebelum melepaskan umpan akurat.
Willian diyakini menjadi poros penyeimbang Chelsea. Keberadaan Oscar, dan Eden Hazard membuat lini serang Chelsea makin agresif, dan pada lini yang sama Willian menjadi pintu pertama penghadang serangan lawan, yang membuat lini tengah mereka jadi begitu seimbang. Itu pula yang menjadi alasan kenapa Mourinho terus memilihnya jadi starter musim ini.