TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gita Suwondo, presenter sepak bola mengatakan, kompetisi Ligue 1 Prancis sedang melakukan ekspansi bisnis ke seluruh dunia.
Melihat peta persaingan klub-klub di Benua Eropa, kompetisi Ligue 1 dapat dikatakan sebagai kompetisi kelas dua. Ligue 1 dinilai kalah bersaing dengan Serie A Italia, La Liga Spanyol, dan Premier League Inggris.
Dengan gelontoran dana miliaran rupiah dari pemilik klub pengusaha minyak asal Timur Tengah, Paris Saint-Germain (PSG) menjelma menjadi kekuatan besar. Bintang sepak bola seperti Zlatan Ibrahimovic dan Edinson Cavani didatangkan ke klub asal Paris.
Kemudian, pengusaha kaya asal Rusia Dmitry Rybolvlev, membangun 'kerajaan' di AS Monaco. Klub promosi di Ligue 1 mendatangkan Radamel Falcao pada awal kompetisi musim 2013-2014.
"Daya tarik di dua klub itu, persaingan terjadi antara mereka. Bagi kompetisi Ligue 1, tidak mudah memang seperti Serie-A dan Inggris. Ke depan, harapannya ada klub di luar PSG dan AS Monaco," ujar Gita dalam konferensi pers di Gedung Energy, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
beIN Sport selaku penyedia channel TV kabel, berupaya untuk mempopulerkan kompetisi Ligue 1. Menurut Gita Suwondo, kompetisi sepak bola Prancis sempat terkenal pada era 1990-an saat Olympique de Marseille meraih gelar juara Liga Champions pada 1992-1993.
Di pertandingan final, Olympique de Marseille menang 1-0 atas AC Milan di Stadion Olimpiade, Munchen. Sewaktu itu, Marseille diperkuat Abedi Pele dan Alen Boksic.
"beIN Sports mencoba memperkenalkan kembali Liga Prancis. Setelah era Olympique Marseille. Kemudian, Olympique Lyon yang mampu menyulitkan lawan-lawan di Liga Champions," tuturnya. (*)