TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Kasatlak Prima) Suwarno, meminta PSSI menyiapkan tim terbaik yang akan berlaga di Asian Games XVII di Incheon, Korea Selatan, 18 September-4 Oktober.
“Sepak bola dan cabor lainnya tidak bisa sembarangan ikut Asian Games. Kami tidak menginginkan ke Asian Games sekadar mencari pengalaman. Setiap atlet yang ikut ke Asian Games harus berprestasi. Mereka akan diberi target prestasi,” ujar Suwarno, Rabu (5/2/2014).
Sepak bola merupakan salah satu dari 19 cabang olahraga yang dikirim ke pesta olahraga antar-negara di Benua Asia. Suwarno menjelaskan, dalam pengiriman ke Asian Games, cabang olahraga tidak berdiri sendiri, melainkan membawa nama kontingen Indonesia.
“Ini membawa nama negara. Jadi, kehormatan martabat, nama baik negara dipertaruhkan. Karena alasan itu pula, kami begitu selektif memilih cabor dan atlet yang berhak ikut ke Asian Games. Seleksi atlet didasarkan pada prestasi, karena yang dituntut prestasi tinggi,” tuturnya.
“Nah, karena itu sepak bola pun harus berangkat ke Asian Games untuk sebuah prestasi. Sepak bola harus punya target prestasi, dan target itu harus mengikuti target yang sudah ditetapkan pemerintah. Karena, nanti yang keluar bukan hanya nama PSSI, tapi nama Indonesia,” bebernya.
Keinginan Kasatlak Prima Suwarno berbanding terbalik dengan kondisi yang ada. PSSI mengirimkan Timnas U-23 ke Asian Games dengan tujuan menambah jam terbang para pemain. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin belum berani menargetkan meraih medali kepada Pelatih Aji Santoso.
“Asian Games sasaran antara untuk menambah jam terbang para pemain. Kami mulai menjajaki level Asia. Kami bersiap untuk melangkah dengan kelemahan dan kelebihan,” ujar Djohar, ditemui di Kantor PSSI, Rabu (5/2/2014). (*)