TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jagat persepakbolaan ibukota dikejutkan dengan kabar pembubaran Matador Football Club, salah satu kontestan kompetisi Divisi I PSSI.
Matador FC, yang berkompetisi di Divisi I Liga Indonesia XVIII-2013 PSSI dalam wujud Markuban Matador, disebut-sebut telah dibubarkan karena kekecewaan pemiliknya, Heru Pujihartono.
Menurut keterangan, kekecewaan Heru Pujihartono disebabkan tidak diakomodasinya Markuban Matador FC dalam pelaksanaan Musprov PSSI DKI Jaya, bulan lampau. Markuban Matador FC oleh Tim Task Force PSSI dan Panitia Pelaksana Musprov tidak disahkan atau dilegalisasi sebagai salah satu anggota Pengprov PSSI DKI dengan alasan manajemen tidak dapat menunjukkan surat keterangan kepastian domisili.
Karena alasan itu, Markuban Matador FC 'kehilangan' hak suara untuk Musprov PSSI DKI Jaya yang mengagendakan pemilihan ketua umum pengganti Hardi, SE itu.
Dengan alasan berbeda, antaranya disebut-sebut belum menjadi anggota PSSI, beberapa klub lain juga tak bisa memberikan suaranya di musprov, antara lain Kranggan, Urakan, ABC Wirayudha, yang kesemuanya dari Pengcab PSSI Jaktim.
Terkait Markuban Matador FC, Heru Pujihartono tidak menyanggah jika ia memang sempat berencana membubarkan klubnya. Akan tetapi, setelah mempertimbangkan banyak hal, ia memutuskan akan tetap menghidupkan dan membesarkan klubnya.
"Misi klub ini utamanya adalah memberikan kesempatan kepada para pemain muda untuk mengembangkan kemampuannya," jelas Heru, Selasa (11/2/2014).
Dia juga mengakui, merasa malu kepada para pengurus teras PSSI yang sudah memberi dukungan dan menjadi motivatornya untuk terus menjadi penggiat sepakbola, sejatinya memiliki klub profesional, termasuk Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti.
"Saya pernah bercerita kepada beliau bagaimana sulitnya membina klub tanpa sponsor, hanya karena kecintaan pada sepakbola saja, dan beliau terus membesarkan hati saya. Jadi saya bisa fahami juga jika beliau sekarang ini secara langsung mencoba membesarkan kembali Persebaya, itu karena kecintaannya yang luar biasa poda sepakbola," tutur Heru, kini 43 tahun.
Heru menyatakan, hingga saat ini ia hanya tidak habis pikir bagaimana Tim Task Force PSSI dan Panpel Musprov PSSI DKI Jaya bisa menyatakan bahwa manajemen Markuban Matador FC tidak bisa menunjukkan surat keterangan kepastian domisili.
"Sebelum pelaksanan Musprov itu saya memang sempat diikutkan dalam rapat-rapat koordinasi. Terakhir saya berkomunikasi dengan Tim Task Force dan Panpel pada 5 Desember 2013.
Tetapi, setelah itu saya tak pernah dihubungi lagi, diinformasikan tentang kepastian Musprov saja tidak. Bagaimana saya bisa dikatakan tidak bisa menunjukkan surat keterangan kepastian domisili klub?" terang Heru.
Dari Musprov PSSI DKI Jaya yang digelar 14 Desember 2013 di Hotel Grand Cempaka itu, Gusti Randa terpilih sebagai ketua umum menggantikan Hardi, SE, yang sebelumnya sudah menjadi anggota Exco PSSI. Jauh sebelum Musprov, Heru Pujihartono sendiri sempat digadang-gadang sebagai bakal calon sekum mendampingi Zainul Arifin, yang dipromosikan sebagai ketua umum. (tb)