TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Persib Bandung mengoleksi 10 gol dari enam pertandingan awal musim kompetisi Super Liga Indonesia (LSI) 2014. Dari jumlah itu, hanya satu yang dicetak di babak pertama.
Pada pertandingan terakhir melawan Barito Putera, Djibril Coulibaly membuktikan kalau timnya memang bisa membobol gawang di 45 menit pertama setelah gagal dalam lima pertandingan sebelumnya. Lewat sepakan kaki kiri, bola meluncur dan mengoyak gawang mantan timnya pada menit 22.
Dengan satu gol lainnya pada pertandingan tersebut yang terjadi pada menit 66, Djibril menjadi top scorer sementara Maung Bandung dengan enam gol. Pemain lainnya yang sudah mencetak gol adalah Makan Konate, Ferdinand Alfred Sinaga, Atep, dan Ahmad Jufriyanto.
Namun jika mampu memaksimalkan setiap peluang, banyak gol yang sudah dihasilkan Persib. Selain kiper, tiang dan mistar gawang juga menjadi musuh pemain. Setidaknya, empat kali usaha Maung Bandung digagalkan mistar gawang.
Saat menjamu Sriwijaya di Stadion Si Jalak Harupat, bola hasil tendangan Konate hanya menerpa mistar gawang. Begitu pula ketika menjamu Persita Tangerang. Pada menit 65, mistar gawang mementalkan bola sundulan bek Jufriyanto.
Mistar gawang menjadi musuh Persib ketika bertandang ke Persijap Jepara. Itu terjadi pada menit 85 saat Firman Utina berusaha mencetak gol balasan melalui tendangan bebas.
Beruntung, Firman dan kawan-kawan mendapat satu poin akibat gol bunuh diri Catur Rintang sehingga laga berakhir 1-1.
Saat bertamu ke markas Persik Kediri, mistar gawang membuat striker anyar Persib Djibril, batal merayakan gol perdananya pada menit ke-58.
Djibril akhirnya tetap bisa mencatatkan namanya di papan skor setelah melesakkan gol 22 menit berselang. Bagi Konate, empat usaha mencetak gol yang digagalkan mistar gawang adalah ketidakberuntungan.
"Dalam satu pertandingan, seorang pemain bisa saja melepaskan banyak tembakan. Kadang-kadang sebagian besar meleset. Bola melayang di atas mistar gawang atau membentur tiang gawang," ujar Konate di mes Persib, Bandung, belum lama ini.
Hal itu, lanjutnya, berlaku bagi semua pemain termasuk pemain sekelas Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Namun, tembakan yang membentur mistar gawang, bukan semata-mata kesialan melainkan juga faktor teknis seperti keadaan lapangan yang tidak rata sehingga membuat laju dan arah bola tak stabil setelah ditendang.
Selain itu, ucapnya, tendangan yang membentur tiang gawang berkaitan dengan konsentrasi saat melepaskan tendangan. Karena itu, Konate juga mengharapkan bisa meningkatkan akurasi tendangan pada laga-laga berikut.
"Saya berharap, setiap tiga kali tembakan ke gawang lawan, dua di antaranya bisa akurat," katanya.
Keakuratan juga menjadi koreksinya setelah gagal mencetak gol dari titik putih saat melawan PS Setia. Dia tidak ingin hal serupa terjadi di laga resmi. TOM/TRIBUN JABAR