Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deodatus S Pradipto
TRIBUNNEWS.COM - Mendominasi pertandingan sudah menjadi ciri khas permainan tim-tim asal Spanyol. Permainan seperti ini yang akan menjadi sajian utama ketika final Liga Champions antara Real Madrid melawan Atletico Madrid di Da Luz, Minggu (25/5/2014). Tim mana yang paling berhasil menguasai pertandingan tergantung kualitas para gelandang mereka.
Hengkangnya Mesut Ozil ke Arsenal pada awal musim tidak menghambat kinerja di lini tengah. Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, sukses memoles lini tengah timnya menjadi dinamis.
Para gelandang El Real mampu menunjukkan permainan penguasaan bola, namun juga fasih membangun serangan balik yang mematikan.
Sedangkan, permainan Atletico Madrid cenderung lebih banyak memanfaatkan serangan balik. Namun demikian, skuat asuhan Diego Simeone tersebut juga mampu mematikan lawan ketika menguasai bola.
Kekuatan lini tengah Real Madrid terlihat pada derbi Madrid musim ini. Pada masing-masing dua laga di La Liga dan Copa del Rey, Real Madrid menang dua kali dan sekali imbang atas Atletico.
Kunci kesuksesan Real Madrid yang sangat kentara adalah penguasaan bola mereka. Pada 28 September penguasaan Los Blancos mencapai 63 persen, dan 64 persen pada 2 Maret.
Dengan formasi 4-3-3, Ancelotti kerap mengandalkan Xabi Alonso, Luka Modric, dan Angel Di Maria. Dua nama terakhir merupakan nyawa tim untuk melayani para penyerang seperti Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Karim Benzema.
Di Maria telah menyumbangkan empat gol dan 15 assist untuk Madrid musim ini. Kecepatan dan umpan-umpan briliannya mampu membongkar pertahanan ketat lawan. Rata-rata umpan suksesnya per pertandingan mencapai 82,1 persen.
Luka Modric merupakan pemilik rataaan umpan sukses tertinggi di antara para gelandang Real Madrid. Sepanjang musim tingkat kesuksesan pemain Kroasia tersebut mencapai 90,2 persen.
Per pertandingan, rata-rata Modric melepaskan 61 persen umpan sukses. Namun demikian, dibanding Di Maria, Modric masih kalah dalam urusan mencetak gol dan memberikan assist. Sepanjang musim 2013/14 Modric hanya menciptakan dua gol dan delapan assist.
Permasalahan utama Real Madrid di Lisbon nanti adalah posisi jangkar. Posisi itu sudah pasti akan ditinggalkan Xabi Alonso yang divonis larangan bermain akibat akumulasi kartu kuning. Betapa vitalnya Xabi terlihat dari fakta Real Madrid nyaris menjalani 30 pertandingan tanpa kekalahan ketika ada mantan pemain Liverpool tersebut.
Pemain yang paling layak menggantikan Xabi adalah Assier Illarremendi. Selain kesamaan posisi, Illarremendi juga memiliki kemampuan melepas umpan yang tidak kalah bagusnya. Rata-rata umpan sukses eks Real Sociedad itu mencapai 89,1 persen.
Illarremendi akan menjadi pilihan terbaik bagi Ancelotti. Sejatinya dari segi kualitas dan pengalaman Sami Khedira layak diunggulkan menggantikan Xabi. Namun demikian, gelandang tim nasional Jerman itu baru pulih dari cedera lutut yang dialami pada Oktober silam. Besar kemungkinan Khedira akan menjadi pelapis di Da Luz.
Isco juga bisa menjadi alternatif mengisi posisi Xabi. Meski posisi aslinya gelandang serang, Isco juga memiliki kemampuan bermain sebagai jangkar.
Dari posisi itu Isco sudah membuktikan kemampuannya. Gol pertama Madrid ke gawang Barcelona pada final Copa del Rey tercipta berkat bantuan Isco. Selain torehan 11 gol dan tujuh assist musim ini, tingkat kesuksesan umpan eks Malaga itu mencapai 88,9 persen. Statistik yang terlalu sayang untuk dimainkan sebagai jangkar.
Berbeda dengan rival sekotanya, Atletico Madrid cenderung menerapkan formasi klasik 4-4-2 atau 4-4-1-1, dengan hanya dua gelandang di sentral lini tengah.
Jumlah ini tentu kalah dibandingkan dengan tiga gelandang Real Madrid. Biasanya posisi ini dihuni oleh Gabi dan Mario Suarez sebagai penyeimbang tim. Arda Turan dan Koke mengobrak-abrik pertahanan lawan dari sisi sayap, sedangkan Raul Garcia atau Diego Ribas sebagai penyerang lubang.
Personel lini tengah Atletico Madrid kalah mentereng. Namun demikian, materi gelandang Los Rojiblancos cukup menjanjikan untuk membuat Real Madrid kelimpungan.
Koke menjadi nama yang paling menonjol di antara para gelandang Atletico. Pemain yang disebut-sebut sebagai the next Xavi Hernandez itu telah menciptakan 15 assist sepanjang musim ini, jumlah terbanyak di Atletico. Kapten tim, Gabi, berada di urutan kedua dalam jumlah assist, yaitu 11.
Selain Koke dan Gabi, Atletico masih memiliki gelandang-gelandang yang sedang naik daun pada diri Arda Turan, Tiago, Raul Garcia, dan Mario Suarez.
Mario Suarez dan Diego menjadi nyawa lini tengah Los Rojiblancos, terlihat dari jumlah umpan sukses mereka. Persentase umpan sukses keduanya secara berurutan 83.2 persen dan 82,5 persen. Raul Garcia juga dapat menjadi ancaman bagi pertahanan Real Madrid. Torehan 13 gol sepanjang musim menjadi buktinya.
“Kami tahu pertandingan akan berjalan seperti apa. Terkadang memang pertandingan berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, namun kerap kali pertandingan melawan Madrid berjalan seperti pertandingan kami lainnya,” kata Raul Garcia dilansir Clubatleticodemadrid.com.