TRIBUNNEWS.COM - Kontribusi Mario Balotelli bagi Italia di bidang sepak bola sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Namun masih saja dia mendapat perlakuan rasis dari masyarakat Italia berkenaan dengan warna kulitnya.
Striker andalan skuad Italia di Piala Dunia 2014 itu mendapat perlakuan rasis saat berlatih dengan skuad Italia di Coverciano, Florence, wilayah Italia tengah, Rabu (21/5/2014). Pemain AC Milan ini sedang jogging pemanasan bersama teman-temannya saat terdengar seorang pria berteriak, "ta** hitam!" kepada pesepak bola keturunan Afrika itu, dari balik pagar kompleks pelatnas.
Balotelli diberitakan hanya tersenyum mendengar teriakan itu, dan menanggapinya dengan bercanda.
"Hanya di Roma dan Florence nih ada kejadian seperti ini," katanya.
Namun para pemain Italia lainnya, termasuk pelatih Cesare Prandelli panas telinganya. Prandelli lalu meminta petugas keamanan pelatnas Italia melapor ke polisi yang memang juga berada di tempat itu.
Sekelompok polisi kemudian melakukan penyelidikan, dan mereka menemukan tiga orang pria yang salah satunya diduga sebagai pelaku yang melecehkan Balotelli.
Presiden federasi Sepak bola Italia (FIGC), Giancarlo Abete, sangat marah dengan kejadian ini, dan menyatakan peristiwa itu tak bisa diterima akal sehat.
Rekan sesama striker Azzurri, Ciro Immobile, mengatakan sedih mendengar ejekan kepada temannya itu.
"Ya..ampun, ini kan tahun 2014. Sudah bukan zamannya lagi ejekan rasis seperti itu. Tidak peduli warna Anda kuning, hitam, atau putih, perilaku seperti ini tidak bisa diterima," kata striker klub Torino itu sebagaimana dikutip L'Equipe.
Perlakuan rasisme memang pernah beberapa kali diterima Balotelli di masa lalu. Padahal Super Mario, begitu julukannya, lahir di Palermo, Italia, dari orangtua berdarah Ghana. Sejak bayi dia diadopsi oleh keluarga Italia berkulit putih..
Perlakuan rasis yang paling sering dialaminya adalah suporter tim lawan yang menirukan suara monyet.
Baca di Koran Super Ball, Jumat (23/5/2014)