TRIBUNNEWS.COM - Pertempuran Kamerun versus Meksiko pada partai di Grup A putaran final Piala Dunia2014, dini hari nanti, juga menjadi pertunjukan dua bomber senior. Nama Samuel Eto'o dan Oribe Peralta dianggap bakal menjadi protagonista utama.
Sebenarnya masih ada beberapa nama di kedua kubu yang pantas menjadi bagian kunci. Sebut saja di Kamerun terdapat playmaker brilian Jean Makoun, gelandang Alex Song dan sang bintang baru, Joel Matip. Meksiko juga tak kalah, karena mereka punya bomber Giovani dos Santos, Hector Herrera sampai Isaác Brizuela.
Namun tetap Eto'o dan Peralta yang punya rekam jejak 'mematikan'. Pelatih Kamerun, Volker Finke tak bisa mengelak kalau timnya sangat bergantung pada penampilan Eto'o. Maklum, bomber berusia 29 tahun tersebut dianggap masih memiliki ketajaman. Bahkan, beberapa pengamat menilai kalau corak permainan pemain Chelsea ini makin dewasa, dan itu akan membuatnya berstatus predator kelas wahid di area kotak penalti lawan.
"Selalu saja ada hal baru dari Eto'o, dan itu menjadi acuan kami. Kendala utama kalau dia sedang off, atau mendapat kawalan ketat dari lawan. Tapi setidaknya, ia menjadi magnet bagi lini pertahanan lawan. Biarpun begitu, tetap saja dia bisa mengelak dan menuai gol. Kecepatan dan akurasi tembakan menjadi andalannya," ungkap Finke.
Pria asal Jerman tersebut benar. Bergabung dengan Chelsea di paruh musim ini, ia mampu menyumbang sembilan gol dan dua asis bersama Chelsea di Premier League. Belum lagi catatan tembakan per gim yang mencapai angka 2,8 plus akurasi umpan 76,1 persen. Walhasil, tak hanya sebagai bomber, ia pun bisa beroperasi di level gelandang sebagai pelayan.
Eto'o, seperti dirilis Soccerway, mengakui dirinya tak terlalu fit ketika datang ke Brasil. Tapi itu bukan masalah besar, karena memang ia kerap merasakan itu. "Banyak masalah yang menghinggapi tim ini sebelum berangkat. Tapi saya akan menunjukkan karakter sesungguhnya dari Kamerun. Pengalaman empat tahun lalu membawa banyak hal," sebutnya.
Level ketajaman Eto'o bisa semakin meningkat karena di belakangnya terdapat sederet nama beken di posisi gelandang. Orang tak menyangsikan kualitas Alex Song, Landry N'Guémo, Jean Makoun, Stéphane Mbia, Eyong Enoh, bintang muda Edgar Salli dan Joël Matip.
Lawan sepadan Eto'o memang datang dari Peralta.
Setidaknya, sang striker juga memiliki penyokong berkualitas seperti Héctor Herrera, Marco Fabián, Isaác Brizuela, Javier Aquino, Carlos Peña dan José Juan Vázquez.
Nama Peralta mencuat tinggi ketika membela Meksiko di Olimpiade London 2012. Ia baru saja berstatus pemain mahal, setelah Santos Laguna menjualnya ke Club America dengan banderol 10 juta dolar AS atau lebih dari Rp 110 miliar.
Pelatih Miguel Herrera gembira, karena Peralta mampu bermain dengan siapapun yang dipasangkan dengannya, baik Giovani dos Santos maupun Javier Hernandez. "Dia sangat fleksibel, dan itu membuatnya sangat berguna bagi Meksiko. Saya harap permainannya tetap stabil," katanya.
Berpostur 179 cm, Peralta memiliki kemampuan dribel dan meliak-liuk di sela pertahanan musuh. Selain itu, kemampuan eksekusi tendangan bebasnya juga sangat berguna.