TRIBUNNEWS.COM - Belanda diselimuti kekhawatiran menjelang pertandingan menghadapi Kosta Rika pada babak perempatfinal Piala Dunia 2014 di Itaipava Arena Fonte Nova, Salvador, Minggu (6/7) dini hari mendatang.
Penyebabnya tak lain kedalaman skuat negara berjuluk De Oranje tersebut. Dengan kata lain, partai ini menjadi ujian berat bagi ambisi mantan penjajah Indonesia tersebut untuk merengkuh trofi jawara dunia.
Kebugaran tubuh para pemain menjadi kendala Pelatih Louis Van Gaal dalam mempersiapkan tim. Setelah Leroy Fer menderita cedera hamstring ketika berlatih pada lima hari lalu, giliran Nigel De Jong yang mengalami masalah
Gelandang jangkar klub AC Milan tersebut diganti pada menit kesembilan di laga melawan Meksiko, Minggu lalu di Fortaleza.
Seperti dilansir Xinhua, berdasarkan hasil pemeriksaan pertama De Jong mengalami cedera pangkal paha serius.
Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) bahkan telah mengumumkan pada Senin kemarin, pesepakbola berusia 29 tahun tersebut kemungkinan tidak dapat melanjutkan partisipasi di Piala Dunia.
Meskipun hasil pemeriksaan lebih lanjut diumumkan dua hari ke depan, namun pemain yang sejak 2004 membela De Oranje dipastikan absen di laga perempatfinal. Jelas ini sebuah kerugian mengingat peran De Jong sebagai jangkar permainan.
"Cedera De Jong sangat serius. Saya khawatir ia tidak akan bisa bermain dalam laga yang tersisa. Saat laga melawan Meksiko, saya yang memaksa untuk menariknya keluar,” kata Van Gaal, seperti dirilis Goal.com, kemarin.
Van Gaal memastikan De Jong tidak akan bermain dalam laga perempat final melawan Kosta Rika, akhir pekan ini. Pelatih yang sudah meneken kontrak dengan klub Manchester United ini mengaku sangat kehilangan sosok De Jong di lapangan. Pemain yang memperkuat AC Milan di Italia itu merupakan pekerja keras di lapangan tengah Belanda.
“Dia adalah satu pemain terbaik saya. Kehilangan ini sungguh merugikan kami. De Jong menderita cedera pangkal paha,” kata Van Gaal, dilansir crunchsports, kemarin.
Dalam formasi 5-3-2 yang kerap diterapkan Louis van Gaal, gelandang bertahan memegang peranan vital. Pemain tersebut menjaga keseimbangan dan melindungi barisan lini belakang. Tugas ini dijalankan dengan baik De Jong.
Dari daftar pemain yang dimiliki, hanya Daley Blind yang bisa bermain di posisi gelandang jangkar. Dia memainkan peran ini di klub Ajax Amsterdam, yang diantarkan meraih empat gelar Eredivisie secara berturut-turut.
Namun, Blind bukan pemain yang bagus dalam bertahan. Dia lebih baik sebagai pemberi umpan. Pilihan jatuh kepada Bruno Martins Indi, yang tampil sebagai pengganti De Jong di laga melawan Meksiko. Dia dikenal sebagai pemain yang kuat dalam bertahan.
“Kami tidak berbicara bagaimana jika Nigel De Jong cedera. Tetapi, saya melihat Bruno Martins Indi mampu menggantikan perannya,” tutur Blind, seperti dilansir telegraaf.
Beruntung pelatih Louis van Gaal mempunyai Dirk Kuyt. Sebagai pemain tertua dalam skuat, pengalaman Kuyt sangat dibutuhkan tim. Belum lagi kemampuannya bermain di banyak posisi. Dia mencapai penampilan ke-100 di laga melawan Meksiko.
Belum laga pemain-pemain seperti Memphis Depay dan Klaas-Jan Huntelaar yang di Brasil tampil sebagai super sub. Depay telah mengoleksi dua gol, sementara Huntelaar mencetak satu gol yang membawa Belanda mengalahkan Meksiko.
“Kami sangat percaya diri. Kami berada di babak delapan besar dan kami mempunyai peluang untuk memenangkannya,” tutur Arjen Robben seperti dilansir Associated Press.
Namun, Belanda tak boleh memandang sebelah mata mengingat Kosta Rika dikenal sebagai 'Giant Killer' atau pembunuh raksasa. Julukan disandang setelah mengalahkan dua juara dunia, Uruguay dan Italia serta menahan imbang Inggris di fase grup.
Khusus mengenai perhitungan terkait kondisi fisik akibat cuaca dan kelembaban tinggi di kawasan Brasil, Van Gaal mengaku sudah menyiapkan strategi khusus. "Alangkah idealnya jika ada cooling break. Semuanya bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk berdiskusi tentang apa yang bisa kami kerjakan selanjutnya," jelasnya.
Jika tak ada jeda di tengah pertandingan, Van Gaal menganggap hal itu akan memberikan benefit luar biasa bagi Kosta Rika. Maklum para pemain wakil zona Amerika Utara tersebut sudah terbiasa dengan udara panas ala tropis.
Gelandang Kosta Rika, Yeltsin Tejeda mengakui kalau kondisi fisik rekan-rekannya tak terlalu berpengaruh setelah partai ketat kontra Yunani. "Itu sebuah risiko, tapi kami sudah tahu apa yang bisa kami kerjakan selanjutnya. Fisik memegang peranan penting, dan setidaknya kami sudah terbiasa dengan semua itu," tutur pemain berusia 22 tahun tersebut.