News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Super Indonesia 2014

Bambang Pamungkas, Mimpi Buruk Persija Jakarta

Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesepak bola Persija Jakarta, Fabiano Beltrame (kedua kiri) berebut bola dengan pesepak bola Pelita Bandung Raya (PBR), Bambang Pamungkas (kedua kanan) dalam laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2014 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014). PBR berhasil menahan imbang tim tuan rumah dengan skor 1-1. (Super Ball/Feri Setiawan)

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Bambang "Bepe" Pamungkas menjadi mimpi buruk bagi Persija Jakarta. Striker Pelita Bandung Raya yang sempat dilabeli ikon Macan Kemayoran itu kembali mengoyak gawang Andritany Ardhiyasa. Beruntung Ponaryo Astaman mampu menyamakan kedudukan sehingga kedudukan berakhir imbang, 1-1.

Publik Jakarta terhenyak di menit ke-65. Itu terjadi setelah gol yang dilesakkan Bepe memanfaatkan umpan silang dari mantan pemain Persija lainnya, Taolahu Abdul Musafri.

Sebelumnya, striker 34 tahun itu juga sukses merobek gawang Persija kala jumpa PBR di Stadion Si Jalak Harupat, Februari lalu. Ini menjadi gol ketiga Bepe ke gawang mantan klub yang pernah dibelanya selama 12 tahun itu.

Tim asuhan Benny Dolo tampil di bawah performa di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (14/8). Kreativitas lini tengah dan sayap yang ditunjukkan saat menjamu Persib Bandung, Minggu (10/8/2014), tidak nampak.

Tempo permainan lambat yang diperagakan tim asuhan Benny Dolo di babak pertama membuat pertandingan cenderung membosankan. Strategi mengandalkan umpan lambung monoton ke kotak penalti tidak cukup berarti untuk membongkar pertahanan tim tamu.

Sekira 10 dari umpan panjang yang dilesakkan dari lini tengah hanya dua yang berhasil menjadi peluang. Tandukan Rohit Chand di menit ke-34 masih mampu ditepis Dennis Romanov. Sementara sundulan Boakay pun melenceng.

Daya gedor sektor sayap Persija juga tidak maksimal. Distribusi umpan dari sayap hanya dua yang menembus kotak penalti. Sementara The Boys Are back mampu melepaskan empat umpan silang sebanyak empat kali di babak pertama.

Tempo permainan cepat di babak kedua yang diperagakan Ismed Sofyan dkk sebenarnya kerap menyulitkan pertahanan The Boys Are Back. Namun, serangan balik cepat PBR melalui Musafri dan Bepe sukses mengoyak jala tuan rumah lebih dulu.

Usai gol dari tim tamu, Persija makin gencar menyerang. Namun, serangan yang dibangun anak-anak Jakarta kerap kandas karena akurasi umpan yang buruk antarpemain.

Beruntung, wasit memberikan hukuman penalti bagi PBR setelah tangan Kim Jefry Kurniawan menyentuh bola di kotak terlarang. Ponaryo Astaman yang ditunjuk sebagai eksekutor pada menit 90+2 pun tidak menyia-nyiakan peluang tersebut. Skor 1-1 bertahan hingga akhir laga.

"Ini adalah pertandingan terburuk kami di sepanjang musim ini. Figting spirit anak-anak tidak terlihat, malah kita mengikuti pola permainan lawan. Tapi kenyataannya kita mendapat satu poin yang cukup sulit," kata asisten pelatih Persija, Hendri Susilo, usai laga.

Sementara pelatih PBR Dejan Antonic mengungkapkan kekecewaan yang mendalam. Menurutnya, penambahan waktu enam menit yang diberikan wasit tidak fair.

"Saya orang jujur, ini sangat tidak fair. Saya datang ke sini untuk membantu sepak bola Indonesia. Tapi, kepemimpinan wasit sangat
merugikan kami," tutur Dejan sambil menitikkan air mata.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini