TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tumpulnya lini serang Persija Jakartapada dua pertandingan terakhir membuat pelatih Benny Dolo cemas. Striker anyar Boakay Eddie Foday pun diminta untuk lebih tenang dan jeli memanfaatkan peluang yang didapat.
"Sekarang kelemahan kami adalah soal penyelesaian akhir. Kita punya banyak peluang, tapi tidak ada yang berhasil jadi gol. Saya sudah minta Boakay untuk lebih tenang di depan gawang," kata Benny Dolo.
Permintaan Benny Dolo cukup beralasan. Dari enam pertandingan yang dilakoni, Boakay hanya mampu menyumbangkan dua gol. Itupun dibukukan melalui eksekusi penalti.
Sejumlah peluang emas yang dimiliki Boakay tak kunjung berakhir manis. Bahkan, striker asal Liberia itu pun kini mulai akrab sijuluki striker "spesialis nyaris" karena hanya membahayakan pertahanan lawan tanpa mencetak gol.
Absennya Ivan Bosnjak yang menderita cedera hamstring sedikit memengaruhi alternatif pilihan di lini depan. Apalagi, belakangan
Benny Dolo lebih cenderung mengandalkan Boakay sendirian di depan dan hanya didukung Rohit Chand yang diplot sebagai penyerang lubang.
Strategi striker tunggal yang dipilih Persija justru menumpulkan lini serang. Minimnya kesempatan kepada striker domestik yang dimiliki
Macan kemayoran juga menjadi faktor pembuat tumpulnya barisan depan Persija.
Penyerang senior Rahmat Afandi juga semakin minim mendapat kesempatan bermain. Jam tampil lebih minim juga dialami striker pengganti yang didatangkan dari Persipasi, Agus Salim.
"Selalu ada kesempatan bagi mereka. Tapi, kami harus sesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan pemain itu sendiri," ujar pelatih 63 tahun itu.