TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Tim Nasional U-21 Rudi William Keltjes mengatakan banyak pelajaran yang diperoleh dalam lawatannya mengikuti Turnamen Cotif, Valencia, Spanyol, kemarin. Persiapan minim dengan kondisi tim kurang jam terbang menghadapi lawan berkelas tentu saja menjadi penyebab target yang diusung berbeda.
Bukan kemenangan yang menjadi fokus utama, melainkan bagaimana meminimalisir kekalahan agar terhindar dari lumbung gol buat tim lawan. "Buat saya realistis saja. Dengan kondisi tim seperti itu yang penting bagaimana caranya tidak kalah banyak," ujar Rudi William Keltjes kepada Harian Super Ball, Sabtu (23/8).
Rudi menambahkan di tengah kekalahan yang dialaminya, timnas mendapat banyak pujian dari pelatih Eropa. Pujian yang diberikan sebagian besar salut dengan pertahanan yang ditampilkan pemain dengan waktu persiapan hanya 5 hari.
"Orang sana (Eropa) banyak yang heran kok bisa bermain lumayan dengan persiapan hanya 5 hari. Kok bisa bermain bolanya lumayan," ujarnya.
Diakui Rudi, para pemain menerapkan strategi bertahan nyaris sempurna sesuai instruksi yang diinginkan. Permainan ini yang membuat timnas tidak babak belur menghadapi musuh.
"Memang tim menerapkan pertahanan sesuai dengan instruksi. Ya, walaupun ada sedikit nyelewengnya. Tapi itu yang dipuji pelatih lain," ujarnya.
Timnas U-21 diputuskan PSSI menggantikan Timnas U-19 mengikuti Turnamen Cotif, Valencia, Spanyol. Kerangka timnas itu diambil dari klub Sriwijaya FC U-21, yang menjadi juara ISL musim 2013 U-21.
Sedangkan timnas U-19, yang semua dipersiapkan batal berangkat ke Spanyol dan dialihkan mengikuti Turnamen Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) musim 2014. Pengalihan dan pembentukan timnas U-21 terkesan mendadak.
Rudi mengatakan kelebihan yang dimiliki pemainnya itu adalah semangat dan motivasi pemain yang muncul di setiap pertandingan. Meski tidak didukung skill dan potensi. "Spirit mereka dan motivasi bermainnya luar biasa. Ini bukan tim jelek, tapi karena kurang jam terbang," ujarnya.