TRIBUNNEWS.COM - Kekalahan Celtic FC dari Maribor, di babak play-off Liga Champions, membuat fans fanatik Celtic meradang. Sekitar 200 fans menggeruduk ke markas Celtic di Celtic Park, meminta dewan direksi klub kesayangan mereka untuk mundur.
Mereka menyanyikan lagu-lagu yang intinya meminta CEO Celtic, Peter Lawwell dan pemilik saham terbesar Dermot Desmond untuk mundur dari posisi mereka saat ini. Para fans juga mempertanyakan soal penggunaan uang milik klub.
Maklum, saat ini masalah yang membelit Celtic adalah tidak adanya pemain-pemain berkualitas tinggi, akibat kebijakan klub soal jumlah gaji. Pelatih Ronny Deila sudah berulang kali mengeluh kesulitan mendatangkan pemain-pemain bagus, karena gaji yang ditawarkan Celtic tidak menarik hati para pemain yang diminatinya.
"Saya bisa memahami mereka marah, tapi yang bisa saya lakukan saat ini hanya meyakinkan mereka bahwa kami akan berusaha lebih keras lagi," kata Deila, sebagaimana dikutip Herald Scotland.
Di saat para fans marah-marah di luar, di dalam kamar ganti pemain Celtic hanya ada kesunyian. Para pemain tak mau membahas soal kekalahan itu, supaya mereka tidak tambah sakit hati. Hal ini diungkapkan gelandang Celtic, Callum McGregor.
"Kamar ganti sunyi sekali karena kami semua diam, tak ada yang mau bicara. Kami sangat kecewa karena sudah berjuang di babak kedua, tapi hasilnya tak sesuai yang diharapkan. Perasaan marah dan frustasi jadi satu, jadi kami memilih diam," katanya.
Kekecewaan itu tambah dalam karena sebenarnya Celtic mempunyai peluang lebih besar untuk lolos. Jika saja pertandingan itu berakhir dengan seri 0-0, tentu Celtic yang lolos, karena mereka mencetak gol saat bermain di leg pertama di Maribor. INk
Baca di Koran Super Ball, Kamis (28/8/2014)